Page 81 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 81
dengan penyakit yang sedang dipelajari. Suatu jejaring sosial ada-
111
lah sekumpulan orang yang terorganisasi dan memiliki dua unsur,
yakni orang dan hubungan antarorang yang menular (contagion).
Bukan sekadar hubungan, melainkan hubungan yang memengaruhi
(influence) melalui penularan. Itu sebabnya dalam sebuah jejaring so-
sial terdapat aturan-aturan; 1) ada hubungan, yakni siapa terhubung
dengan siapa. Umumnya ada pola atau tipologi dalam bentuk hubung-
an itu. Hubung an pun bisa sederhana atau rumit, bisa antarteman,
antar keluarga, atau antarkelompok. Intinya, siapa berhubungan de-
ngan siapa, dan 2) ada penularan (contagion). Ini berkaitan dengan apa
pun yang mengalir sepanjang jejaring itu. Bisa ember berisi air, uang,
kuman penyakit, kekerasan, mode, perilaku tertentu, kegemukan, ke-
bahagiaan, dan lain-lain. Bahkan, sakit punggung dan senyum pun
bisa menyebar dalam suatu jejaring sosial. Tiap aliran punya perilaku
khas, misalnya api tidak bisa diangkut dengan ember, kuman tidak
bisa menginfeksi orang yang imun, dan kegemukan yang cenderung
menyebar lebih cepat pada orang berjenis kelamin sama. 112
Studi Dunbar memberikan informasi seberapa luas hubungan yang
bisa kita bangun sehingga kontak antaranggota masih terjaga. Studi
Milgram memberikan informasi bagaimana hubungan antaranggota
dapat terjadi, dan studi Christakis memberikan informasi seberapa jauh
sebuah informasi, perilaku, dan pesan-pesan masih dapat terjaga dan
masih dapat memengaruhi orang. Inilah tiga pilar penting dari suatu
‘jejaring memengaruhi’ (influence networking). Saya sebut ini sebagai
‘hukum 150-3-6’ yang artinya, 150 orang anggota saling memengaruhi
dalam 3 derajat dan dapat meluas hingga 6 derajat.
Mengacu pada uraian tersebut dapat dikatakan bahwa keder-
mawanan sosial dapat menular dan tumbuh secara kolektif. Jejaring
fisik dan media sosial dapat menyebarkan sebuah informasi dan akan Buku ini tidak diperjualbelikan.
dibaca (serius maupun selintas saja) oleh paling banyak 150 orang da-
lam sebuah percakapan tanpa kontak fisik. Dengan melewati 6 derajat
111 D. A. Luke, J. K. Harris, “Network Analysis in Public Health: History, Methods,
and Applications,” Annu. Rev. Public Health 28 (2007): 69–93. Doi: 10.1146/an-
nurev.publhealth.28.021406.144132.
112 N. A. Christakis dan J. H. Fowler, “Social Contagion,” Stat Med 32, no. 4 (2013).
Doi: 10.1002/sim.5408
62 Neurosains Spiritual: Hubungan ...