Page 86 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 86
Dalam membuat keputusan—misalnya ada yang meminta bantu-
an untuk korban pandemi Covid-19—otak Anda menggunakan dua
sistem berpikir; ‘sistem-1’ dan ‘sistem-2’. Sistem-1 bersifat instinktual,
berkinerja cepat, melibatkan emosi dan tidak terlalu membutuhkan
usaha (effortless), sedangkan sistem-2 bersifat rasional, berkinerja relatif
121
lebih lambat dan membutuhkan usaha keras (effortfull). Sistem-1—
terutama subsistem emosi— bekerja sangat efektif ketika informasi
didesain dengan narasi yang cermat, rinci, menyentuh perasaan, me-
ngena secara pribadi dan dibarengi dengan video atau gambar yang
memicu semua pancaindra. Kedermawanan sosial akan lebih mudah
menyebar ketika subsistem emosi ini dipicu dengan tepat, dalam hal
ini ketika ‘hati’ menguasai ‘kepala’.
Melatih Diri Menjadi Dermawan
Katakanlah Tuan A memiliki uang sebanyak Rp1 juta. Ia diminta
untuk mendonasikan uangnya kepada korban Covid-19 seperti Yuli,
Oma, dan Ason. Anda diminta mengamati perilaku Tuan A ini secara
diam-diam. Dia tidak mengenal Anda dan Anda pun tidak menge-
nalnya. Anda sendiri memiliki uang sebesar Rp500 ribu. Ternyata,
Tuan A hanya memberikan donasi sebesar Rp100 ribu kepada korban.
Jumlah ini hanya sepersepuluh dari uang yang dimilikinya. Melihat
kenyataan ini, apa sikap Anda? Dalam hal ini apa yang akan Anda
lakukan de ngan uang Rp500 ribu yang Anda miliki? Jika Anda sudah
mengikuti pelatihan welas asih (compassion training/COM) selama 14
hari, kemung kinan besar Anda akan memberikan semua uang Anda
kepada para korban Covid. Perasaan Anda tergelitik melihat korban
yang diperlakukan tidak adil oleh Tuan A. Otak Anda pun mengalami
perubahan bermakna sesudah pelatihan ini. Bagian bernama Korteks
Parietalis Inferior (KPI) kanan menunjukkan perubahan dibandingkan Buku ini tidak diperjualbelikan.
sebelum Anda dilatih. KPI ini mengandung sejumlah mirror neuron
yang sering teraktivasi ketika seseorang berbagi pengalaman.
Cerita tersebut mengacu pada riset dari Hellen Weng dkk. (2013)
yang hendak mempelajari apakah sikap dermawan atau perilaku pro-
121 Kahneman, Thinking Fast and Slow, 416.
Social Connection 67