Page 17 - Flipbook Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 17

tersebut diperkecil oleh pemerintah Belanda menjadi 5 orang bupati. Masing-
                     masing  bupati  menguasai  satu  kabupaten  yang  meliputi  Madiun,  Ngawi,

                     Magetan,  Ponorogo,  dan  Pacitan.    Adapun  reorganisasi  birokrasi  tersebut
                     bertujuan untuk menciptakan birokrasi yang efisien dan sesuai administrasi

                     rasional  (modern).  Pentingnya  pengaruh  bupati  bagi  masyarakat  Jawa

                     menyebabkan  reorganisasi  birokrasi  ini  dilakukan  secara  hati-hati  dan
                     bertahap. Bahkan, pemerintah Belanda juga memberikan kompensasi kepada

                     para bupati yang kehilangan wilayahnya (Margana, 2017 : 116).

                      B. Pelaksanaan Cultuurstelsel di Keresidenan Madiun
                         Cultuurstelsel merupakan kebijakan konservatif Belanda, yang bertujuan

                     untuk  memproduksi tanaman komoditas ekspor yang laku di pasaran dunia.
                     Dimana  kebijakan  tersebut  di  nilai  efektif  dalam  mengeksploitasi  sumber

                     daya  alam  dan  manusia.  Selama  pelaksanaan  Cultuurstelsel,  Belanda  tidak
                     berkuasa  secara  langsung.  Pemerintah  Belanda  menjalankan  kekuasaan

                     melalui  bupati  serta  memanfaatkan  jaringan  aparat  dan  makelar  kekuasaan

                     tidak  resmi  seperti  kepala  desa,  jago,  palang,  weri,  dan  sebagainya.
                     Pelaksanaan Cultuurstelsel ini sebagian besar dilakukan di daerah Jawa dan

                     beberapa  daerah  lain  di  luar  Jawa.  Untuk  wilayah  Jawa  dilakukan  pada
                     daerah  Gubernemen  yang  meliputi  18  wilayah  keresidenan,  yaitu  Banten,

                     Priyangan,  Krawang,  Cirebon,  Tegal,  Pekalongan,  Semarang,  Jepara,
                     Rembang, Surabaya, Pasuruhan, Besuki, Pacitan, Kedu, Bagelen, Banyumas,

                     Madiun, dan Kediri (Kartodirdjo & Suryo, 1994: 57).

                         Madiun merupakan salah satu wilayah terpenting pada masa pelaksanaan
                     Cultuurstelsel.  Seperti  halnya  di  daerah  daerah    yang  lain,  Pemerintah

                     Belanda juga mewajibkan masyarakat di wilayah keresidenan Madiun untuk
                     menanam  tanaman  komoditas  ekspor  seperti  tebu,  kopi,  indigo,  dan  kayu

                     manis.  Adapun  untuk  mendapatkan  hasil  yang  maksimal,  pemerintah

                     Belanda  memanfaatkan  organisasi  desa  seperti  bupati.  Bupati  merupakan
                     kepala  daerah  tingkat  kabupaten,  serta  menjadi  manajer  puncak  produksi

                     perkebunan  bersama  residen.  Dalam  menjalankan  fungsinya  tersebut  para
                     bupati  dibantu  oleh  priyayi.  Adapun  sejumlah  priyayi  yang  memiliki

                     wewenang  birokrat  diantaranya  patih,  kliwon,  mentri,  jaksa  dan  lainnya.





                  15 | P a g e
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22