Page 41 - Produk_Izzah Rosyidah_068
P. 41
3. Sitokinin
Pada 1940, ahli botani Johannes van Overbeek melakukan penelitian yang
menyimpulkan bahwa embrio tanaman tumbuh lebih cepat jika ditambahkan air buah
kelapa. Air buah kelapa tersebut merupakan cairan endospermae buah kelapa yang
banyak mengandung asam nukleat. Kemudian pada 1950, Folke Skoog dan siswanya,
Carlos Miller mencampurkan DNA sperma ikan hering pada kultur jaringan
tembakau. Sel-sel kultur jaringan tersebut mulai membelah diri.
Setelah sekian lama melakukan percobaan, Skoog dan Miller berhasil
mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel. Zat ini dinamai kinetin. Adapun
kelompok zat kinetin ini disebut sitokinin karena zat tersebut merangsang
pembelahan sel (sitokinesis). Selain kinetin, ditemukan juga sitokinin lain, seperti
zeatin (dari jagung), zeatin ribosida, dan BAP (6-benzilaminopurin). Sitokinin
diisolasi dari tumbuhan angiospermae, gymnospermae, lumut, dan tumbuhan paku.
Pada angiospermae, sitokinin banyak terdapat pada biji, buah, dan daun muda.
Sitokinin ditransportasikan melalui xilem, floem, dan sel parenkim. Sitokinin
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1) bersama auksin mengatur pembelahan sel, pembentukan sistem tajuk dan
sistem akar
2) merangsang pembelahan sel dan pembesaran kotiledon
3) memengaruhi organogenesis (pembentukan organ)
4) menghambat kerusakan klorofil pada daun gugur
5) merangsang pembentukan tunas batang
Kunjungi video percobaan pemberian hormon sitokinin pada tumbuhan.
Modelling
Video 7. pemberian hormon sitokinin pada tumbuhan
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=kwHR759oMxs
31
Pertumbuhan & Perkembangan Tumbuhan