Page 270 - RBDCNeat
P. 270

takut dengan lidahku yang terus bergerak.

                Apa pun yang terjadi, aku tetap mengayunkan langkah
            menuju lokasi acara. ketika para peserta lain mulai mengantri
            untuk mendapat giliran diterapi lintah di lidah, aku hanya
            duduk dan tidak ikut mengantri. Aku masih bingung, khawatir
            saat diterpi lidahku akan terus bergerak-gerak dan tidak mau
            diam.
                Aku terus berpikir bagaimanacaranya agar aku bisa ikut
            diterapi juga. Setelah beberapa menit berpikir, akhirnya
            aku maju memberanikan diri untuk diterapi lintah di lidah.
            Walaupun aku tidak mau diterapi, akhirnya aku akan diminta
            ikut terapi oleh Aa Badri, Direktur BRC. Dari pada disuruh
            atau dipaksa, lebih baik aku menyerahkan diri untuk diterapi
            lintah di lidah. Bismillah, aku mulai diterapi dan lidahku pun
            ditusuk-tusuk terlebih dahulu dengan jarum bekam hingga
            darah dari lidahku pun keluar. Dengan keluarnya dara dari
            tusukan jarum ini diharapkan akan menimbulkan bau amis
            darah sehingga mengundang lintah untuk menggigitnya. Lalu,
            lintah pun ditempelkan di lidahku. Namun, apa yang terjadi?
            Trnyata lintahnya tidak mau menggigit lidahku.
                Para terapis sempat merasa bingung kenapa lintahnya
            enngak  mau  menggigit  lidahku.  Ada  yang  bilang,  “Oh…
            kepalanya tidak bisa diam.” sambil menunjuk ke kepalaku.
            Setelah beberapa kali mencoba menempelkan lintah di lidah,
            akhirnya lintah pun mau menggigit, tapi anehnya bukan di lidah
            melainkan di bibirku.

                Hal ini tidak terpikir sebelumnya oleh para terapisnya,



            234 | Roda Berputar dalam Cahaya
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275