Page 275 - RBDCNeat
P. 275
1. Motivasi untuk Kuliah
etika aku memasuki kelas 12 SMA-LB, aku pernah
bertanya kepada Ibu, “Ma, Bapak mau memasukkan
KEnneng ke universitas nggak?” Ibu pun menanyakan
kembali pertanyaan itu sama Bapak. Ternyata kata Bapak,
“Saat ini Bapak belum sanggup untuk memasukkan Enneng
ke universitas karena anak Bapak banyak. Adik Enneng yang
sudah lebih dulu lulus pun tidak kuliah.”
Mendengar jawaban Bapak dari Ibu, aku merasa biasa
saja walaupun Ibu sangat ingin melihat aku bisa kuliah. Setiap
orang tua pasti anaknya lebih baik dari dirinya. Dulu Ibu tidak
pernah kuliah, maka aku sebagai anaknya harus mengalami
yang namanya kuliah. Namun, Ibu pun tidak bisa berbuat apa-
apa ketika mendengar parkataan dari Bapak yang tidak akan
membiayai kuliahkan ku karena memang anak-anak Bapak
dari istri yang lain tidak dikuliahkan.
Kalau anak-anak Bapak yang lain dikuliahkan sedangkan
aku tidak, mungkin Ibu juga akan menuntut agar aku juga bisa
kuliah. Apalagi ketika Ibu menyadari dengan keadaanku yang
berbeda dengan orang lain. Sedangkan anak Bapak yang lain
yang keadaannya normal pun tidak kuliah.
Aku harus menerima kenyataan untuk tidak kuliah.
Namun, aku minta kepada Ibu untuk bilang ke Bapak agar
mau membiayaiku mesantren reguler di BRC karena aku juga
ingin tetap produktif walaupun tidak kuliah. Aku berharap
dengan ikut program pesantren di BRC potensi yang aku
miliki bisa lebih tergali. Alhamdulillah, Ibu setuju dengan
Roda Berputar dalam Cahaya | 239