Page 346 - RBDCNeat
P. 346
mengenai apa nih, pada sore kali ini? ‘Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh, ada Kang Badri, silakan Kang
Badri.” Demikian Dimas Andriansyah membuka acara.
Selain memperkenalkan nara sumber pertama, Kang
Dimas juga memperkenalkan aku kepada para Sahabat MQ.
Lalu, pembahasan pun berlanjut pada topic utama, “Si Cadel
dan Nasi Goreng”
Lalu, Kang Badri mulai memaparkan pemikirannya,
“Tema kali ini, kita akan berbicara tentang Si Cadel dan
Nasi Goreng. Suatu saat si cadel ini---mohon maaf kalau
99
Badri menggilnya dengan ‘Si’ --untuk lebuh memudahkan
penyebutan. Sekarang, Badri juga punya cerita tentang Si
Cadel dan Nasi Goreng. Suatu saat ada seorang anak kecil
yang cadel, maka biasa dipanggil Si Cadel. Suatu saat Si Cadel
ini ingin membeli nasi goreng. Dia pun mendatangi tukang
nasi goreng, ‘Mang, beli satu.’
Si Mangnya malah menghinanya. ‘Iya Kang, kalau orang
mau beli tidak usah nanya-nanya. Jelas toh dia juga jualan nasi
goreng.’ Tapi Si Mang ini sengaja menjadi batu ujian sekaligus
pelengkap bagi kehidupan Ade kecil ini.
Si Mang ini nanya, ‘Ade mau beli nasi goleng?’
Dengan terpaksa Si Ade mengatakan, ‘Ade mau beli nasi
goleng.’
Tentu Si Mang mengatakan, ‘Mang mah, gak jual nasi
goleng, ada juga nasi goreng.’
99
Orang Sunda menganggap sebutan awalan “Si” pada nama orang dianggap kasar
dan tidak sopan.
310 | Roda Berputar dalam Cahaya