Page 348 - RBDCNeat
P. 348
berhasil mengatakan, ‘Nasi goreng, telor, dadar.’ Ini ujian yang
terakhir. Dia berpikir lalu dengan mantap dia mengatakan,
‘Gopek’. Akhirnya Si Cadel selamat.
Lalu, Kang Badri menjelaskan kepada Sahabat MQ
tentang hikmah dari cerita yang baru saja beliau beberkan.
“Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa ‘belajar’ kadang
perlu ada stimulus dari luar. Kadang manusia berpikir
bahwa Allah menciptakan ‘kekurangan’--dalam pandangan
manusia. Padahal ada tidak di antara sifat Asmā'ul Husnā yang
menyatakan bahwa Allah bersifat Menciptakan Kekurangan?
Tentu tidak ada.
Allah Mahasempurna, desainnya Mahaapik, tidak ada
yang kurang, tidak ada cacat. Semuanya fii ahsani taqwin,
dalam desain yang sangat komperhensif dan sangat apik dari
A sampai Z.
Berbicara tentang manusia, makhluk yang sangat unik,
ada seorang dokter spesialis yang belajar tentang mata.
Pendidikan beliau S3. Ketika S1 belajar Kedokteran secara
umum, S2 belajar khusus mata, lalu S3 belajar apa lagi? Beliau
menerengkan bahwa dalam mata ada sel-sel. Lalu, seberapa
besar sel-sel ini mempengaruhi pada lemak yang ada pada
mata? Selnya dipelajari dengan detail. Hal itu dipelajari pada
tingkat doktoral, apalagi tingkat profesor.
312 | Roda Berputar dalam Cahaya