Page 34 - Ebook 26042022 Diana Wati SUDAH TERBIT DAN PUBLIKASI
P. 34
digital, budaya sopan santun, kerjasama/kolaborasi, kreatif dan
inovatif dengan sentuhan teknologi, komunikasi, kepemimpinan,
entrepeneurship, dan berorganisasi), tanpa meninggalkan aspek hard
skills (kompetensi teknis dan akademis).
Sesuai dengan pendapat Utari (2012), harianterbit.com, yang
menyatakan bahwa keseimbangan antara hard skills dan soft skills di
sekolah menjadi hal penting bagi persiapan generasi yang lebih
berkualitas. Selain itu didalam Permendikbud nomor 65 Tahun 2013
menyatakan bahwa salah satu prinsip yang digunakan dalam
pembelajaran ialah peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hard skills) dan keterampilan mental (soft
skills).
Untuk itu terdapat tiga alternatif model pendidikan yang
memadukan hard skills dan soft skills, yakni: (1) Pendidikan aspek
soft skills, dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan dilaksanakan di
sekolah, sedangkan pendidikan aspek hard skills di DUDI; (2)
Pendidikan aspek soft skills saja yang dilaksanakan di sekolah,
pendidikan aspek hard skills sambil praktek kerja di DUDI; atau (3)
Pendidikan aspek soft skills saja di sekolah, pendidikan aspek hard
skills, dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan sambil praktek
kerja di teaching factory yang dikembangkan SMK. Program magang
peserta didik di DUDI juga penting untuk menyiapkan mental kinerja
dan riil kompetensi yang dibutuhkan DUDI sekaligus memberi
kesempatan peserta didik untuk diterima kerja pada DUDI tempat
magang tersebut. Intinya pendidikan di SMK harus memiliki link and
match dengan DUDI artinya memastikan peserta didik mendapatkan
pendidikan yang berkualitas sekaligus kesempatan kerja.
25 | P r o j e c t B a s e d L e a r n i n g

