Page 29 - Buku SKI XII MA
P. 29
Banyak hal yang penting untuk diketahui mengapa agama Islam
berkembang pesat dan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia antara lain :
a. Agama Islam bersifat terbuka, sehingga penyiaran dan pengajaran agama
Islam dapat dilakukan oleh setiap orang Islam.
b. Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara damai.
c. Islam tidak mengenal diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan
seseorang dalam masyarakat.
d. Perayaan-perayaan dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana.
e. Dalam Islam dikenal adanya kewajiban mengeluarkan zakat yang bertujuan
untuk menciptakan kesejahteraan kahidupan masyarakatnya dengan adanya
kewajiban zakat bagi yang mampu.
D. Fase Penyebaran Islam di Indonesia
Dalam buku sejarah peradaban Islam sebagaimana ditulis oleh Siti
Maemunah bahwa ada tiga tahap proses Islamisasi di Indonesia menurut Hasan
Muarif Ambary.
1. Tahap Kehadiran Pedagang Muslim (sebelum abad ke13 M)
Pendapat masuknya Islam ke Indonesia sejak abad ke-7 M atau ke-1 H,
dikemukakan oleh Syeh Syamsudin Abu Abdilah Muhammad bin Talib Ad Dimasyqi (w.
1327 M), ia menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia melalui Champa
(Kamboja dan Vietnam) sejak zaman khalifah Usman bin Affan yakni sekitar tahun 651 M
atau abad ke-7. Pada versi yang lain menyatakan bahwa abad ke-1 sampai ke-
4 H, terdapat hubungan perkawinan antara pedagang muslim dengan
penduduk setempat, sehingga mereka memeluk agama Islam. Mengenai
adanya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik dengan angka
tahun 475 H/ 1082 M bentuk batu nisan dan jiratnya menunjukkan pola
gaya hias makam dari abad ke-10 M. Menurut laporan penelitian
arkheologi di situs pesucian kecamatan Manyar (1994-1996) Leran di masa
lampau merupakan pemukiman perkotaan dan perdagangan.
2. Tahap Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16 M)
Pada fase ini ditandai dengan munculnya pusat-pusat kerajaan Islam.
Ditemukannya makam Malik al-Shaleh yang terletak di kecamatan
Samudra di Aceh utara dengan angka tahun 696 H/ 1297 M merupakan bukti
yang jelas adanya kerajaan Islam di Pasai. Historiografi tradisional lokal,
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII 17