Page 122 - Buku SKI XI MA
P. 122

dari  kekuasaan  Istanbul  pada  tahun  1245/1829  M.  Ayah  Muhammad  Ali  Pasha

                        bernama  Ibrahim  Agha,  seorang  imigran  Turki,  kelahiran  Yunani.  Sejak  kecil,
                        Muhammad Ali Pasha memiliki keterampilan dan kecerdasan luar biasa.

                               Dalam  perjalanan  kariernya,  banyak  usaha  yang  dilakukan  untuk
                        memperbaharukan atau memodernisir keadaan umat Islam yang telah jauh tertinggal

                        dari negara-negara Barat. Setelah besar ia bekerja sebagai pemungut pajak, karena
                        kecakapannya  dalam  pekerjaannya  ini  ia  menjadi  kesayangan  Gubernur  Daulah

                        Usmani setempat, akhirnya ia diangkat sebagai menantu oleh gubernur tersebut dan

                        mulai dari waktu itu kariernya semakin meningkat.
                               Muhammad  Ali  Pasha  diangkat  menjadi  menantu  Gubernur  Usmani  di

                        tempatnya  bekerja.  Setelah  masuk  dalam  dinas  militer,  ia  juga  menunjukkan

                        kecakapan  dan  kesanggupan  sehingga  pangkatnya  cepat  naik  menjadi  perwira.
                        Ketika  pergi  ke  Mesir  ia  mempunyai  kedudukan  wakil  perwira  yang  memimpin

                        pasukan  yang dikirim dari daerahnya. Setelah tentara prancis keluar dari Mesir di
                        tahun  1801.  Muhammad  Ali  Pasha  turut  memainkan  peran  penting  dalam  dunia

                        politik.
                               Muhammad  Ali  Pasha  mewariskan  peninggalan  yang  megah  di  perbukitan

                        Jabal  Muqatam.  Dengan  mengerahkan  desainer  Yunani  bernama  Yusuf  Bushnak

                        akhirnya berhasil membuat Masjid indah dengan corak menara Turki yang berwarna
                        putih perak. Masjid tersebut terbuat dari bahan marmer yang menawan, penduduk

                        Mesir  menamainya  sebagai  masjid  Alabaster.  Muhammad  Ali  Pasha  meninggal
                        dunia  pada  tahun  1849  M  di  Alexandria  kemudian  jenazahnya  dimakamkan  di

                        komplek masjid Alabaster.
                    2.  Jamaluddin Al-Afghani (1838-1897 M)

                               JamaluddinAl-Afghani dilahirkan di Asadabad, dekat Kanar di Distrik Kabul,

                        Afghanistan,  pada  tahun  1838  M  (1254  H).  Al-Afghani  menghabiskan  masa
                        kecilnya di Afghanistan, namun banyak berjuang di Mesir, India bahkan Perancis.

                        Dalam usia 18 tahun, Al-Afghani tidak hanya menguasai ilmu keagamaan tetapi juga

                        mendalami  filsafah,  hukum,  sejarah,  metafisika,  kedokteran,  sains,  astronomi  dan
                        astrologi.

                               Jamaluddin  al-Afghani  adalah  salah  seorang  pemimpin  pergerakan  Islam
                        pada  akhir  abad  XIX.  Ayah  Afghani,  adalah  Sayyid  Sand,  dikenal  dengan  gelar

                        Shadar  Al-Husaini.  Ayahnya  tergolong  bangsawan  terhormat  dan  mempunyai
                        hubungan  nasab  dengan  Hussein  Ibn  Ali  r.a.,  dari  pihak  Ali  At-Tirmizi,  seorang






               108 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127