Page 124 - Buku SKI XI MA
P. 124

Jamaluddin  Al-Afghani  datang  ke  Mesir.  Di  bawah  bimbingan  Al-Afghani,

                        Muhammad  Abduh  mulai  memperluas  studinya  sampai  meliputi  filsafat  dan  ilmu
                        sosial  serta  politik.  Sekelompok  pelajar  muda  Al-Azhar  bergabung  bersamanya,

                        termasuk  pemimpin  Mesir  di  kemudian  hari,  Sa’dZaghlul.  Al-Afghani  aktif
                        memberikan  dorongan  kepada  murid-muridnya  ini  untuk  menghadapi  intervensi

                        Eropa di negeri mereka dan pentingnya melihat umat Islam sebagai umat yang satu.
                               Muhammad Abduh meninggal pada tanggal 11 Juli 1905. Banyaknya orang

                        yang  memberikan  hormat  di  Kairo  dan  Alexandria,  membuktikan  betapa  besar

                        penghormatan  orang  kepada  dirinya.  Meskipun  Muhammad  Abduh  mendapat
                        serangan  sengit  karena  pandangan  dan  tindakannya  yang  reformatif,  terasa  ada

                        pengakuan bahwa Mesir.

                    4.  Muhammad Rasyid Ridha (1865 - 1935 M)
                               Muḥammad  Rasyid  Rida  lahir  di  Qalamun,  Lebanon  dekat  dengan  Tripoli

                        (Suriyah), 27 Jumadil Ula 1282 H, atau 23 September 1865 M, nama lengkapnya
                        adalah  Muhammad  Rasyid  bin  Ali  Ridha  bin  Syamsuddin  bin  Baha'uddin  Al-

                        Qalmuni Al-Husaini. Ia dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga terhormat
                        dan taat beragama. Rasyid Ridha memulai pendidikan dengan membaca Al-Qur'an,

                        menulis dan berhitung di kampungnya, Qalamun, Suriyah.

                               Muhammad Rasyid Ridha masuk ke Madrasah ar-Rasyidiyah, yaitu sekolah
                        milik pemerintah di Tripoli untuk belajar ilmu bumi, ilmu berhitung, ilmu bahasa,

                        seperti  nahwu  dan  saraf  (ilmu  tata  bahasa  Arab);  dan  ilmu-ilmu  agama,  seperti
                        akidah dan ibadah. Ketika berumur 18 tahun, Ridha kembali melanjutkan studinya

                        dan sekolah  yang dipilihnya  adalah Madrasah  al-Wathaniyyah al-Islamiyyah  yang
                        didirikan Syekh Husain al-Jisr.

                               Syekh  Husain  al-Jisr,  dikenal  sebagai  seorang  yang  sangat  berjasa  dalam

                        menumbuh  kembangkan  semangat  ilmiah  dan  ide  pembaruan  dalam  diri  Rasyid
                        Ridha  di  kemudian  hari.  Di  antara  pikiran-pikiran  gurunya  yang  sangat

                        mempengaruhi ide pembaruan Rasyid Ridha adalah, satu-satunya jalan yang harus

                        ditempuh  umat  Islam  untuk  mencapai  kemajuan  adalah  memadukan  pendidikan
                        agama dan pendidikan umum.

                               Rasyid Ridha juga seorang pengikut Thareqat Naqsyabandiyah. Berdasarkan
                        pengalamannya  di  dunia  tarekat  ,  ia  menyimpulkan  bahwa  ajaran-ajaran  tarekat

                        yang  berlebihan  dalam  cara  beribadat  dan  pengkultusan  seorang  guru  membuat
                        seseorang mempunyai sikap statis dan pasif.






               110 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129