Page 31 - tmp_Neat
P. 31
Hormon yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman ada beberapa macam, yaitu auksin,
sitokinin, giberelin, asam absisat, etilen, kalin, dan asam traumalin.
Hormon Auksin ditemukan oleh Fritz Went, seorang ahli fisiologi
Belanda pada tahun 1928. Hormon ini dapat ditemukan pada ujung
batang atau titik tumbuh batang (koleoptil) dan ujung akar
(koleoriza). Hormon auksin dihasilkan oleh tanaman pada daerah
meristem, seperti pada pucuk batang dan ujung akar. Auksin dapat
pula dijumpai pada tunas, daun muda, bunga, maupun buah. IAA
(indole acetic acid) merupakan hormon auksin yang paling dikenal
dan strukturnya mirip dengan struktur asam amino triptofan. IAA
disintesis di bagian meristem apikal, daun-daun muda, dan biji. Akan
tetapi, aktivitas auksin dapat terhambat oleh sinar matahari jika
intensitasnya berlebihan. Fungsi auksin pada tanaman yaitu sebagai
berikut:
1. Dapat berperan pada pembelahan dan pemanjangan sel.
2. Dapat merangsang pembelahan sel-sel kambium lateral berguna
untuk pertumbuhan sekunder.
3. Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
4. Dapat merangsang pembentukan akar lateral.
5. Dapat menghasilkan buah tanpa biji.
6. Dapat menghambat pembentukan tunas lateral.
7. Dapat menghambat pematangan buah dan penuaan daun.
8. Dapat mencegah rontoknya bunga, buah, serta daun.
Sitokinin merupakan hormon pertumbuhan yang terdapat pada
tanaman. Hormon sitokinin ditemukan oleh ilmuwan Amerika
bernama Folke Skoog pada tahun 1954. Ada beberapa jenis sitokinin
yang telah diketahui, di antaranya kinetin, zeatin (pada jagung), dan
benzil amino purin (BAP). Sitokinin dapat ditemukan hampir pada
semua jaringan meristem.
E-BOOK TUMBUH KEMBANG MAKHLUK HIDUP: 17
TUMBUHAN