Page 30 - Flipbook Ernawati
P. 30

26







                       Sando            :  “Ada  apa  ini?  Apa  anna  dini’  nasang  o  mie?  Mirrupa
                                           ra’musangmo huahahahahaa”. (ra’musang = khawatir)
                       Janda            :  “Bagaimana  tidak  ra’muusang,  liat  maki  makkalalla’mi
                                           nawangmo”!
                       Roh halus pun datang untuk menghasut Sando.
                       Roh              :  “Berbohonglah  Sando  mereka  akan  mempercayai  kamu
                                           hahahaha dengan cara itu kamu bisa mendapat keuntungan dari
                                           mereka”!
                       Sando            :  “Hahahahahaha menurut mata batin saya… akan ada yang akan
                                           datang ke kampung kita ini…waspada iya ra’musang jangan,
                                           tenang saja adaji tangkisanya hahahahaha tapi takkan ada yang
                                           gratis di dunia ini”.
                       Kamaq Suman   :  “Kalau itu dari dulu sudah kami tau sando”.
                       Janda            :  Saya tahu Sando, pasti pambatu bomo tia
                       Sando            :  “Hahahahahaha  apa  muissang  bandi  palakang.  Hmm  pesan
                                           saya kepada kalian tetap jaga diri, jaga kesehatan, kalo masih
                                           ada  yang  galau  silahkan  japri  saya.  Saya  pamit  dulu.  Tapi
                                           ingat…. kalian masih punya hutang”!
                       Sitti            :  “Eh kenapa perkataan Sando sepertinya meragukan”?
                       Janda            :  “Aduh aduh aduh janganmi pikirkan itu, pittama mo iting di
                                           boyangmu”.
                       Mereka pun masuk ke rumahnya masing-masing.
                                                          ADEGAN 4
                       Keesokan harinya setelah hari yang sangat menakutkan bagi para warga yang ada
                       di kampung tersebut, mereka menyambut pagi dengan suka cita berharap
                       Sitti            :  “Sasaa…. O Sasaaaaa ambilkanka dulu literan kambe eee”!
                       Sasa             :  “Tunggu Kindoq e UHUK!! UHUK!! (suara batuk Sasa)”.
                       Sitti            :  “Aihh… sa’ lama sekali”
                       Sasa             :  “Kindoq… kenapa kayak sakit sekali tenggorokanku”?
                       Sitti            :  “Itumi sebabnya kalo selaluki makan sama minum es…biar es
                                           batu ikan pergi juga mukaramma’i”.
                       Kamaq Suman  :  “Eh apalagi ini e siapa boramo makkaramma’i es batu ikan”?
                       Sitti            :  “Eee anakmu kollongan borami meke-meke toi na anna es”
                       Sasa             :  “Aiss I Kindoq kita boramo nasalahkan”
                       Sitti            :  “Kau tu u apa pawali wali begao”
                       Tiba-tiba si Janda muncul dari balik pintu
                       Janda            :  “Ehhhhh kollonganka tu u juga, awasang sanna’ tori”
                       Kamaq Suman langsung memberikan perhatian ke Janda, Kindoq menatap sinis
                       Sitti            :  “Ya apaji kenapa jadi sakit semua”.
                       Janda            :  “Jangan-jangan  apa  yang  dikatakan  Sando  hari  itu  terjadi
                                           betulami”.
                       Sitti            :  “Tongang toi i’o”???
                       Sasa             :  “Apa Kindoq”?
                       Sitti :          :  “Aii telfonmi cepat e”!
                       Kamaq  suman  pun  mengambil  hpnya  dan  langsung  menelpon  sando.  Setelah
                       mendapat kabar dari si Sando, mereka pun bergegas menuju rumah Sando
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35