Page 19 - Monitoring Isu 4-10 April 2022
P. 19

ISU
                                                                                                                                                                                     1










            KRONOLOGIS








            BLT MINYAK GORENG







            TEPATKAH?




















            (1/4)  Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pemerintah akan memberikan

            Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng senilai Rp 100 ribu setiap bulan untuk

            masyarakat. Bantuan itu akan diberikan selama tiga bulan, yaitu April, Mei, Juni, dan


            diberikan di muka pada bulan April 2022 sebesar Rp 300 ribu. Menurut Jokowi, bantuan itu

            akan diberikan 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar penerima Bantuan Pangan

            Non Tunai dan Program Keluarga Harapan serta 2,5 juta PKL yang berjualan makanan

            gorengan.








            (4/4) Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira

            berpendapat bahwa Kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng senilai

            Rp300.000 mencerminkan “kegagalan dan kekalahan pemerintah” terhadap mafia dalam

            mengatur skema harga minyak goreng. Bhima mengatakan persoalan sekarang ini adalah

            kegagalan pemerintah dalam mengatur harga [minyak goreng] baik kemasan maupun


            curah. sehingga problem utamanya adalah soal tata kelola, dominasi dari perusahaan

            minyak goreng yang mengatur harga serta maraknya penimbunan di titik distribusi. Hal

            tersebut tidak bisa diselesaikan dengan BLT.



            Di satu sisi, Bhima mengatakan pemberian BLT adalah sesuatu yang baik, namun di sisi

            lain kebijakan ini justru berisiko membuat harga minyak goreng makin sulit turun dan

            dikontrol. Pasalnya, pasar akan menganggap masyarakat mampu membeli minyak goreng

            dengan harga yang mahal saat ini. Bhima menganggap persoalan sekarang ini adalah

            kegagalan pemerintah dalam mengatur harga [minyak goreng] baik kemasan maupun


            curah. sehingga problem utamanya adalah soal tata kelola, dominasi dari perusahaan

            minyak goreng yang mengatur harga serta maraknya penimbunan di titik distribusi. Hal

            tersebut tidak bisa diselesaikan dengan BLT.



            Bhima berpendapat pemberian BLT akan “percuma” apabila pemerintah tidak bisa

            menjamin ketersediaan stok minyak goreng curah, yang paling banyak dikonsumsi oleh

            masyarakat kelas menengah ke bawah, termasuk para pedagang kaki lima. Sedangkan

            apabila mereka harus beralih dengan membeli minyak goreng kemasan yang stoknya lebih

            melimpah, nominal BLT sebesar Rp100.000 perbulan dianggap “terlalu kecil”.



            Bhima Yudhistira mengatakan stabilitas harga minyak goreng tidak akan tercapai

            sepanjang pemerintah dan penegak hukum tidak menindak tegas “mafia-mafia”


            maupun perusahaan minyak goreng yang diduga mempermainkan harga. Bhima

            melanjutkan, beragam kebijakan di hilir seperti pemberitan BLT --tanpa menuntaskan

            akar persoalannya-- hanya menunjukkan “kekalahan pemerintah terhadap lobi-lobi

            konglomerat sawit dan minyak goreng”. Menurut dia, sangat ironis ketika pemerintah tidak

            memiliki andil dalam tata kelola minyak goreng di saat Indonesia merupakan salah satu

            produsen CPO terbesar di dunia.








            Pendapat serupa juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of

            Economic and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad, bahwa BLT itu tidak cukup menambah

            daya beli masyarakat sepanjang minyak goreng curah masih langka. Dia memprediksi stok


            minyak goreng curah masih akan langka sepanjang penerapan harga tertinggi Rp14.000

            tidak berjalan efektif. Saat ini saja, berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan

            Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga rata-rata minyak goreng curah secara

            nasional per 1 April 2022 berkisar Rp18.400 per liter. Ia beranggapan dengan situasi seperti

            ini banyak pelaku usaha menahan produksi dan tidak menjual minyak goreng curah,
















                    19
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24