Page 23 - Monitoring Isu 4-10 April 2022
P. 23
ISU
3
KRONOLOGIS
BBM MAHAL
TUNGGAKAN KOMPENSASI
HARGA MEMBENGKAK
(28/3) Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, tahun 2021 berdasarkan audit BPKP, kompensasi
akan melonjak, yaitu biaya kompen BBM akan melonjak Rp 68,5 triliun, dan listrik Rp 24,6
triliun, jadi ada Rp 93,1 triliun. Secara total pemerintah memiliki kewajiban Rp 109 triliun
(28/3) Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera membayar utang kompensasi
ke PT Pertamina (Persero). Menurut Komisi VII, pembayaran kompensasi perlu dilakukan
untuk mencegah krisis likuiditas.
(30/4) Institute for Development of Economics and Finance atau Indef menilai bahwa
kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM jenis pertamax menimbulkan polemik
karena kecenderungan pemerintah yang memberikan subsidi terhadap barang. Indef
mengingatkan, peningkatan subsidi kepada masyarakat itu memiliki syarat mutlak, yakni
perlu adanya pemutakhiran (update) data secara rutin agar penyalurannya lebih tepat
sasaran. Indef menilai bahwa pemerintah memiliki kewajiban kompensasi subsidi BBM
yang lebih tinggi akibat terus naiknya harga minyak secara global. Meskipun selisih itu
akan diganti pemerintah, menurut Berly, terdapat jeda waktu yang cukup lama untuk
pencairannya. Hal tersebut dapat mengganggu arus kas (cash flow) Pertamina, yang jika
terus berlanjut dapat menganggu operasional.
(1/4) Menkomarves Luhut mengungkapkan bahwa harga BBM overall akan naik (Pertamax
dan Pertalite), sedangkan Premium belum. Mengenai gas (LPG) yang 3 kg Luhut juga
memberi sinyal kenaikan. Prosesnya bertahap 1 April, Juli, lalu September.
(1/4) Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa
mengatakan, jebolnya kuota BBM kerap terjadi karena ada disparitas harga yang tinggi.
Karena itulah, pemerintah diminta menjaga disparitas harga, sekaligus mengendalikan
konsumsi. Dia juga memperkirakan penjualan Pertalite akan melonjak begitu harga
Pertamax naik. Fabby mengingatkan pemerintah bisa menekan kuota Pertalite seperti
mewajibkan mobil baru untuk menggunakan RON 91 ke atas. Pemerintah juga diminta
untuk terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya penghematan BBM.
(2/4) Menurut Sekretaris Eksekutif I KPC-PEN Raden Pardede, ada dua langkah yang
dapat diambil sebagai solusi yaitu menaikkan harga BBM bersubsidi hingga selisihnya
tidak terlalu jauh dan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat dengan tepat
sasaran.
(3/4) Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo
menjelaskan sektor transportasi dan logistik masih memiliki potensi mencatat kinerja
positif. Pertumbuhan tersebut didorong dari momentum Ramadan dan Lebaran yang
akan membuat permintaan melonjak, serta PPKM yang diperlonggar terlebih pada sektor
transportasi yang berbasis penumpang.
23