Page 26 - Monitoring Isu 4-10 April 2022
P. 26
ISU
5
KRONOLOGIS
PEMBATASAN
SUBSIDI PUPUK
(5/4) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan
soal pembatasan jenis pupuk bersubsidi yang hanya mencakup pupuk urea dan NPK, serta
komoditas yang akan mendapat jatah hanya padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai,
tebu rakyat, dan kakao. Ia pun menjelaskan kenaikan harga pupuk internasional turut
berdampak bagi Indonesia sebab mengimpor pupuk KCL dan potasium yang merupakan
bahan baku NPK dari Rusia dan Ukraina. Wacana pembatasan ini sudah diumumkan dari
2 minggu lalu dan rencananya dimulai Juli 2022. Ia pun melarang penggunaan pupuk
bersubsidi bagi tanaman kelapa sawit.
Kini, harga urea hampir Rp14.300/kg, sedangkan HET urea di dalam negeri Rp2.250/kg.
Semula, pemerintah menetapkan lima jenis pupuk bersubsidi: urea, SP-36, ZA, NPK, dan
NPK Formula Khusus, serta organik granul dan cair. Nilai subsidi pupuk dalam APBN 2022
sebesar Rp25,3 triliun untuk kebutuhan pengadaan pupuk bersubsidi sebanyak 9,1 juta ton
atau 36% dari perkiraan kebutuhan nasional.
Pejabat Komunikasi PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana memastikan ketersediaan
bahan baku untuk pupuk bersubsidi atau nonsubsidi, seperti fosfat dan kalium masih
aman hingga akhir semester 1 2022. Pihaknya menyatakan kalium tidak dapat diproduksi di
dalam negeri dan merupakan barang tambang.
Guru Besar IPB Dwi Andreas Santosa menilai pembatasan jenis pupuk bersubsidi
akan berdampak pada petani di beberapa wilayah, sebab beberapa daerah di Indonesia
membutuhkan pupuk dengan unsur hara spesifik, seperti ZA atau amonium sulfat yang
mengandung nitrogen dan sulfur, serta pupuk fosfat. Pengurangan jenis pupuk bersubsidi
dapat menurunkan produksi pangan, khususnya padi. Selain membutuhkan pupuk
bersubsidi, petani juga membutuhkan pupuk komersial atau nonsubsidi.
26