Page 10 - CERPEN_GURU_NELLY_SDN WONOKUSUMO IV
P. 10

Starla lebh baik dari rata-rata empat anak DS yang bersekolah disini. Kemampuan sosial

                  nya juga cukup ramah terhadap teman yang lain, meski beberapa kali saya masih saja

                  menemui ada anak yang mengolok-oloknya.

                         Pernah  saya  beberapa  kali  menemui  Starla  menangis  sejadi-jadinya  sendirian

                  dikelas, karena diejek oleh teman sekelasnya. Anak tersebut mengejek Starla tidak akan
                  bisa  jadi  Chef.  Menurut  kesaksian  beberapa  siswa  yang  melihat  kejadian  itu,  Starla

                  disebut  bukanlah  anak  pintar  karena  belum  mampu  membaca,  mudah  lupa  dan  sulit

                  memahami materi di kelas reguler. Jadi tidak mungkin bisa jadi chef karena akan sulit
                  membaca dan menghafal resep. Ada juga yang mengejek fisiknya. karena fisiknya yang

                  gendut (anak DS memang mudah mengalami obesitas) dan pendek.


                         Jika ada kejadian seperti itu biasanya saya langsung menghampirinya dan berkata
                  kepada Starla, ”Kelak kamu akan menjadi chef terkenal dan hebat, Starla akan jadi orang

                  yang sangat dibutuhkan di negeri Indonesia ini. Indonesia butuh orang seperti Starla”.


                         Aku  masih  ingat  dengan  kata-kataku  sendiri  itu  yang  aku  sampaikan  kepada
                  Starla, akupun mendoakannya supaya cita-citanya berhasil. Sampai dengan saat ini aku

                  belum pernah lagi mendengar kabar Starla, terakhir aku mendampingi dan mengajarinya
                  hanya  sampai  dengan  kelas  6  karena  Starla  melanjutkan  SMP  di  Jakarta  mengikuti

                  ayahnya yang berprofesi TNI untuk bertugas di ibukota. Langkahku bernostalgia melihat

                  gedung ini akhirnya berhenti di ruang sumber, yaitu ruang inklusi tempat siswa-siswa
                  istimewaku mendapatkan pelajaran khusus dari GPK. Sekaligus menjadi tempat favorit

                  para ABK melepas kebosanan dan kejenuhan saat berada di kelas reguler.


                         Satu jam sudah aku berada di gedung sekolah ini ditemani salah satu guru yang
                  juga  seorang  GPK  seperti  aku  dulu,  kebetulan  dia  belum  pulang  karena  sedang

                  menyelesaikan  laporan  kegiatan  siswa.  Waktu  sudah  menunjukkan  jam  15.00  aku
                  bergegas pulang karena harus terbang ke Jakarta pukul 18.00 untuk menghadiri wisuda

                  putra pertamaku esok harinya karena telah selesai menempuh jenjang S2.


                         Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta putraku menjemputku dan mengajak makan

                  malam terlebih dahulu sebelum bermalam di kontrakkannya. Nama restoran ini adalah




                                                            7
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15