Page 7 - CERPEN_GURU_NELLY_SDN WONOKUSUMO IV
P. 7

PANGGIL DIA CHEF STARLA

                                                  Nelly Chotijah, S.Psi



                         Gedung sekolah ini tampak berbeda, sekarang terlihat lebih megah dan bersih.

                  Megah karena sekarang berlantai tiga, terlihat kombinasi keramik dibagian dindingnya
                  dengan pintu dan jendela yang minimalis namun terlihat modern. Halamannya bersih dan

                  luas dengan lapangan yang disetiap sisinya tumbuh bermacam tanaman dan pohon yang

                  rindang. Di salah satu sudut halaman masih ada kolam ikan  yang dulu selalu dikerumuni
                  oleh anak-anak saat jam istirahat, menjadi tontonan menyenangkan buat anak-anak saat

                  itu dengan ikannya yang berlarian kesanan kemari  saat  anak-anak memberi makanan
                  khusus ikan yang sudah disediakan di kaleng kecil di sudut kolam.

                         Dua puluh tahun lalu saya ingat gedung sekolah ini hanya berlantai satu saja meski

                  sedari dulu  sudah terlihat  bersih di  setiap ruangan maupun halamannya, namun  yang
                  membuat pemandangan menjadi kurang indah saat itu adalah banyaknya penjual jajanan

                  dan mainan berderet didepan gerbang , bahkan agar leluasa masuk gerbang dibutuhkan
                  bantuan  petugas  keamanan  yang  menyuruh  penjual-penjual  tersebut  minggir  terlebih

                  dahulu agar tidak menghalangi arus masuk dan keluar kendaraan.

                         Saya sengaja mampir ke gedung ini karena sudah begitu rindu dengan masa-masa
                  itu, masa saat saya masih mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) disini. Sekolah

                  ini adalah salah satu SDN yang menjalankan program Pendidikan Inklusi bagi siswa yang
                  berkebutuhan  khusus.  Sebagai  seorang  Guru  Pembimbing  Khusus  di  sekolah  ini

                  keseharian saya selalu diwarnai dengan kehadiran siswa-siswi istimewa. Mereka terlahir
                  sebagai anak yang spesial dengan segala keunikannya. Menjadi seorang GPK bukanlah

                  perkara mudah saat itu, karena yang dihadapi adalah anak-anak dengan berbagai macam

                  ketunaan  dan  karakter  yang  berbeda-beda.  Slowlearner  adalah  ketunaan  yang  paling
                  ringan  karena  mereka  hanya  kesulitan  dalam  hal  intelektual.  Masih  ada  beberapa

                  ketunaan siswa-siswi saya saat itu, ada anak tuna rungu, anak dengan autis, anak tuna
                  grahita, anak ADHD, dan anak Down Syndrome (DS).

                         Cerita demi cerita datang silih berganti baik suka maupun duka seakan menjadi

                  pelangi pekerjaan saya saat itu. Berbagai peristiwa lucu dan menjengkelkan seringkali




                                                            4
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12