Page 18 - Projek Buku B5
P. 18
Harmoni Alam dan Adat yang Tetap Hidup
di Kampung Naga
Kampung Naga adalah salah satu
kampung adat yang berada di Desa
Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung ini
terkenal karena masih mempertahankan
tradisi leluhur secara turun-temurun.
Masyarakat Kampung Naga hidup
dengan aturan adat yang ketat dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan
lokal. Di tengah perkembangan zaman,
kampung ini tetap menjadi contoh
masyarakat yang hidup selaras dengan
alam dan budaya.
Salah satu keunikan Kampung Naga terletak pada penataan rumah dan
lingkungan kampungnya. Semua rumah di kampung ini dibangun
menghadap arah yang sama dan diatur berdasarkan aturan adat. Rumah-
rumah tersebut tidak menggunakan semen atau batu bata, melainkan
dibangun dari bahan alami seperti kayu dan bambu. Berdasarkan data
yang diperoleh dari warga setempat yaitu Pak Udin, jumlah bangunan di
Kampung Naga mencapai 114 unit, termasuk rumah tinggal, masjid, balai
pertemuan, dan lumbung padi. Semua bangunan tersebut mengikuti gaya
adat Sunda yang sederhana namun kokoh.
Selain itu, masyarakat Kampung Naga juga memegang teguh adat dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka menjaga kebersihan lingkungan,
menjalankan upacara adat, dan melestarikan nilai-nilai gotong royong.
Kampung ini memiliki keterikatan kuat dengan leluhur mereka.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Perpustakaan BPNB Jabar, nenek
moyang masyarakat Kampung Naga dikenal dengan nama Embah Dalem
Eyang Singaparna. Makam beliau dianggap tempat keramat dan masih
sering diziarahi, terutama saat upacara adat diselenggarakan.
Kampung Naga bukan sekadar tempat tinggal, melainkan cerminan dari
kekayaan budaya Indonesia yang masih hidup. Masyarakatnya
menunjukkan bahwa adat istiadat tidak harus ditinggalkan di era modern.
Sebaliknya, nilai-nilai lama dapat tetap dijaga dan dijalankan dengan
bangga. Kita sebagai generasi muda sebaiknya ikut mengenal, menjaga,
dan melestarikan warisan budaya seperti Kampung Naga agar tidak
hilang ditelan waktu.
13