Page 36 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 36

Ompung Si Penguasa Laut




                Ketika itu hari mulai malam. Sejak sore udara terasa
            dingin. Bulan dan bintang tidak menampakkan diri. Hujan
            rintik-rintik  membuat  udara  malam  semakin  dingin.
            Menjelang  tengah  malam  kilat  menyambar-nyambar.

            Suara-suara petir yang keras memekakkan telinga. Hujan
            deras pun segera turun. Lambat laun hujan itu reda. Di
            kamarnya Tomatiti masih belum juga bisa memejamkan
            mata. Kesunyian malam itu membangkitkan rasa takutnya.

            Tak berapa lama ia bangkit dari tempat tidurnya. Ia keluar
            kamar menghampiri kamar neneknya.

                “Nek, Nenek, bukakan pintu,” teriak gadis kecil itu di
            depan pintu kamar neneknya.

                Diulanginya panggilannya, “Nek, Nenek, bangun, Nek.
            Aku takut tidur sendirian.”

                Yang dipanggil belum juga bangun. Tomatiti semakin

            tambah  takut.  Kali  ini  ia  mengetuk-ngetuk  pintu  kamar
            neneknya lebih keras.

                “Nenek, Nenek, bangun, Nek!” serunya lagi.

                Beberapa saat kemudian terdengar bunyi gerendel pintu
            dibuka.

                 “Ada apa, Titi? Malam-malam begini membangunkan
            Nenek,“ kata wanita tua itu sambil mengajak cucunya ke
            kamarnya.


                                         29
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41