Page 41 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 41

si gadis yang ditinggal di rumah belum juga tidur. Ia masih
            sibuk menyulam kain. Tiba-tiba ia dikagetkan oleh suara

            dari luar rumah.”

                    “Suara apa itu, Nek?” tanya Tomatiti.

                    Nenek melanjutkan  ceritanya.  “Suara  itu  suara
            yang mirip dengan calon suami perempuan itu. Suara itu
            memanggil-manggil  perempuan  itu  dengan  suara  yang
            menggigil kedinginan karena kehujanan.

                    “Ambilkan  aku  pakaian,  aku  kedinginan,” begitu

            kata laki-laki itu dari luar jendela.

                    “Kamu siapa?” tanya si gadis dari dalam kamar.
                    “Aku calon suamimu,” kata laki-laki itu.


                    “Bohong,  calon  suamiku  dan  ayahku  belum  lama
            pergi. Sampai di Pulau Ehise saja belum, mana mungkin
            sudah pulang,” kata gadis itu penuh keraguan.

                    “Benar,    aku  calon  suamimu.  Aku  dan  ayahmu
            tertimpa     musibah.     Perahu    kami     dihajar   badai.
            Ayahmu  dibawa  ombak.  Maafkan  aku,  aku  tidak  bisa

            menyelamatkannya,” kata laki-laki itu meyakinkan.

                    “Tidak, tidak. Aku tidak percaya.”

                    “Cobalah  tengok ke luar.  Lihatlah  wajahku.  Aku
            memang calon suamimu,” kata laki-laki itu.

                    “Baik, aku akan buka jendela, tetapi kamu jangan
            dekat-dekat  jendela,” kata gadis  itu sambil  membuka
            jendela.



                                         34
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46