Page 42 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 42

“Gadis itu  memang  seorang  pemberani.  Namun,
            betapa terkejutnya gadis itu di depannya tampak seorang
            laki-laki  yang  wajahnya  mirip  dengan  calon  suaminya,”

            lanjut  nenek Tomatiti. “Meski begitu, gadis  itu tidak
            langsung percaya kalau laki-laki itu calon suaminya.”

                    “Mengapa  gadis  itu tidak  percaya,  Nek? Padahal,
            dia  sudah  melihat  wajah  laki-laki  itu,” tanya  Tomatiti
            penasaran.

                    “Benar, memang gadis itu sudah melihat wajah laki-

            laki itu. Namun, gadis itu adalah gadis yang suci sehingga
            hatinya selalu dilindungi Tuhan. Di mata gadis itu, laki-laki
            itu bukan calon suaminya,” cerita nenek itu.

                    “Terus bagaimana, Nek?” tanya Tomatiti lagi.

                    “Gadis itu terus  berbantahan  dengan  laki-laki
            yang  mengaku  calon  suaminya  itu.  Karena  perbantahan
            mereka semakin  lama  semakin  keras, ibu  si  gadis  itu

            ikut terbangun. Kemudian, ia mencari tahu dengan siapa
            anaknya  berbicara.  Setelah  tahu  dengan  siapa  anaknya
            berbicara, ia menanyakan mengapa anak laki-laki itu cepat

            pulang. Lalu, dijawab bahwa ia dan calon ayah mertuanya
            mengalami musibah. Sayang ia tidak dapat menyelamatkan
            calon ayah mertuanya itu. Begitu mendengar penuturan itu,
            ibu si gadis itu percaya. Ia menyuruh anak perempuannya
            mengambilkan pakaian. Namun, lagi-lagi anak perempuan

            itu  tidak  mau  karena  ia  tidak  percaya.  Perbantahan  itu
            terus berlangsung, bahkan sampai siang hari.”





                                         35
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47