Page 38 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 38

“Titi takut,  Nek. Malam ini  perasaan  Titi  agak  lain.

               Sejak  sore tadi  Titi  merasa  ada  sesuatu yang  aneh.  Ada
               sesuatu yang menakutkan.”

                      “Ya, sudah. Malam ini Titi tidur di kamar Nenek saja,
               ya?” pinta neneknya.

                      Tomatiti menganggukkan kepala. Kemudian, ia duduk
               di pinggir ranjang.

                      “Ayo, lekas tidur. Khawatir besok bangun kesiangan,”
               kata neneknya. Tomatiti masih juga belum tidur.

                      “Nek, mengapa malam ini seram sekali?” tanya Tomatiti

               sambil menarik tangan neneknya. Neneknya mengikuti saja.
               Kini nenek dan cucunya itu duduk berdampingan di ranjang.

                      “Begini, Ti. Malam ini memang malam yang berbeda.
               Orang-orang di kampung ini menyebutnya malam Ompung,”
               kata wanita tua itu.

                      “Malam  Ompung?  Apa  Ompung  itu,  Nek?” tanya

               Tomatiti tidak sabar.
                      “Begini  saja.  Nenek mau  cerita siapa  Ompung  itu,

               tetapi besok  pagi  saja,  saat kamu  bangun  tidur.  Sekarang
               kamu  sebaiknya  tidur  lagi.  Nenek berjanji,  begitu  kamu
               bangun tidur, Nenek akan menceritakannya,” kata neneknya

               lagi.
                      Apa boleh buat, terpaksa Tomatiti harus mengikuti apa

               kata neneknya. Tomatiti mencoba untuk tidur.





                                         31
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43