Page 35 - Misteri Telaga Warna
P. 35

Hingga suatu  hari  seluruh isi  istana  gempar.

            Penyebabnya adalah sang permaisuri tiba-tiba pingsan ketika
            sedang berjalan-jalan  di  taman.  Para dayang pengasuhnya

            pun  panik.  Mereka  segera  melaporkannya  kepada  sang
            Prabu.  Setelah mendapat  laporan,  sang  Prabu  minta  agar

            segera dipanggilkan tabib istana.

                  Setelah sampai di  istana, tabib  itu pun segera
            memeriksa kondisi  permaisuri.  Mula-mula  ia memeriksa

            denyut nadinya. Setelah itu, ia meminta secawan air putih.
            Mulutnya komat-kamit membaca doa. Air  putih yang

            telah diterimanya itu kemudian diminumkan kepada sang
            permaisuri.  Tidak lama  setelah minum air putih itu,  sang

            permaisuri  mulai  menggerak-gerakkan  tangannya.  Sesaat
            kemudian kelopak matanya pun mulai terbuka.

                  “Syukurlah, Gusti Ratu telah siuman,” gumam tabib itu.

                  Seusai mengobati permaisuri, tabib istana itu melapor

            kepada sang Prabu.
                  “Ampun,  Gusti Prabu.  Gusti Permaisuri  sebenarnya

            tidak menderita suatu penyakit apa pun,” terang tabib itu.

                  “Kalau begitu, mengapa Dinda Ratu pingsan, Paman?”
                  “Kondisi tubuhnya lemah, Gusti. Beliau harus banyak

            istirahat. Selain itu, beliau juga harus banyak makan makanan

            yang sehat. Itu karena saat ini beliau sedang berbadan dua.”
                  “Berbadan dua? Apa maksudmu, Paman?”


                                         28
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40