Page 41 - Misteri Banteng Wulung
P. 41
“Kisanak, jangan berbangga diri tertebih dahulu karena
dapat mengalahkanku. Aku, Patih Jaya Santana dari kerajaan
Sumberkarang yang besar, akan....”
Belum sempat Patih Jaya Santana meneruskan kata-
katanya, pemuda sakti itu telah berlari menubruknya.
Patih Jaya Santana terkejut. la mengira pemuda itu akan
menyerangnya. Karena itu ia pun telah memasang kuda-
kuda, siap menyambut serangan berbahaya!
“Paman!” teriak pemuda gagah perkasa tersebut.
Kali ini Patih Jaya Santana sangat terkejut. Pemuda tadi
memanggilnya paman.
“Siapakah pemuda aneh tersebut?” kata Patih Jaya
Santana dalam hati. Patih Jaya Santana tidak berdaya ketika
pemuda yang memanggilnya paman telah merangkul
dirinya. Seandainya pemuda itu hendak menyerangnya,
pasti sekarang juga ia telah terkapar tidak bernyawa.
“Ah, ternyata ini Paman Jaya Santana. Maafkan aku
yang tidak mengenali Paman. Sudah tujuh tahun kita tidak
berjumpa sejak kepergian Paman mencari Banteng Wulung.”
“Eeee, maaf, Kisanak. Siapakah Kisanak sebenarnya?”
tanya Patih Jaya Santana makin terheran-heran.
“Paman Patih lupa kepadaku? Aku, Jaya Purnama,
Paman!”
34