Page 37 - Misteri Banteng Wulung
P. 37
Sejak seminggu lalu mendapatkan Banteng Wulung,
orang brewokan yang tidak lain adalah Patih Jaya Santana
sudah dua kali dihadang orang-orang tidak dikenal. Namun,
dengan bekal ilmu kesaktiannya, para penghadang tersebut
berlari kocar-kacir. Mereka tidak ada yang kuasa menghadapi
pukulan dan tendangan maut Patih Jaya Santana yang sakti.
Kini, untuk ketiga kalinya ada orang yang hendak merampas
Banteng Wulung miliknya. Patih Jaya Santana bertekad
mempertahankan Banteng Wulung itu dengan taruhan
nyawa!
Setelah mendapatkan kepastian bahwa lembu itu
adalah Banteng Wulung, Raden Jaya Purnama turun dari
pelana kuda. Ia menduga bahwa penggembala brewokan itu
tentu telah mencuri Banteng Wulung milik Baginda Kalaboja.
Ia tidak akan segan-segan merebut Banteng Wulung dari
tangan seorang pencuri.
“Kisanak, serahkan Banteng Wulung itu kepadaku.
Aku akan mengampuni dosa-dosamu,” kata Raden Jaya
Purnama. Pemuda yang aneh, pikir Patih Jaya Santana. Dia
datang-datang meminta Banteng Wulung. Masih hendak
mengampuni dosa lagi! Benar-benar seorang pemuda aneh,
sombong, congkak, dan sekaligus lancang.
“Menyerahkan kepada Kisanak? Boleh, tetapi langkahi
dahulu mayatku sebelum membawa pergi Banteng Wulung
milikku,” jawab Patih Jaya Santana dengan garang.
30