Page 40 - Misteri Banteng Wulung
P. 40
berbahaya tersebut. Namun, untungnya ia telah digembleng
lahir batin oleh seorang resi sakti, Begawan Grendana. Oleh
karena itu, dengan mudah ia menghindari amukan dan
terkaman kujang Curuk Sakti. Bahkan, Raden Jaya Purnama
membalas pula dengan pukulan yang menimbulkan
hawa panas yang luar biasa. Sebatang pohon besar yang
terserempet pukulan Raden Jaya Purnama tumbang terbakar
hangus menjadi arang.
Patih Jaya Santana sangat terkejut mendapati kenyataan
bahwa lawannya ternyata adalah pemuda sakti. Dalam
beberapa gebrakan terasa bahwa ilmu yang dimilikinya
masih berada beberapa tingkat di bawah ilmu kesaktian
pemuda tampan itu. Kujang Curuk Sakti yang sempat
membuat gentar Baginda Kalaboja dibuat tidak berdaya
sama sekali di hadapan pemuda tampan. Bahkan, kujang itu
tidak dapat menembus kulit si pemuda. Patih Jaya Santana
benar-benar kehabisan akal.
Semakin lama Patih Jaya Santana semakin terdesak.
Hingga pada suatu saat sebuah tendangan melingkar dari
lawannya tepat mengenai lambung. Patih Jaya Santana
terpelanting dan bergulingan di atas tanah. Dengan mulut
meneteskan darah, Patih Jaya Santana mencoba berdiri
tegak. la akan pertaruhkan nyawanya demi mempertahankan
Banteng Wulung.
33