Page 17 - Pengeran Indra Bangsawan
P. 17

Tampak  pohon berserakan. Di  sebelah kiri  ada pohon

            besar yang  tumbang.  Tak  jauh  dari tempatnya  terdapat  pohon
            yang tercabut dari akarnya.

                    “Oh,  betapa  dahsyatnya  angin  topan  itu.  Ngeri  sekali,”
            pikir Pangeran Syah Peri.

                    Tiba-tiba ia teringat adiknya, Pangeran Indra Bangsawan.


                    “Di manakah dia? Aku harus menolongnya. Ah ..., aduh ...,
            sakit sekali badanku ini,” teriak Pangeran Syah Peri.

                    Pangeran  Syah Peri  berusaha bangkit  secara perlahan-
            lahan. Ia mencoba berdiri tegak dengan bantuan sepotong kayu.
            Ia berjalan terpincang-pincang sambil menghimpun tenaga.

                    Akhirnya, Pangeran Syah Peri  memutuskan  untuk
            melanjutkan  perjalanan.  Ia  berjalan  ke arah  utara.  Ia  berjalan
            dengan  bantuan  sebatang  kayu.  Dengan  jalan  tertatih-tatih,  ia
            berusaha mencari saudaranya.


                    Sekian  lama  pangeran  berjalan,  semakin jauh  dari
            tempat ia berpisah dengan saudaranya. Ia berjalan terus mencari
            saudaranya dan buluh perindu. Tanpa disadarinya, pangeran telah
            sampai di suatu tempat yang sangat luas. Ia heran dan tertegun
            melihat tempat itu begitu indah, bagaikan taman.

                    “Apa nama negeri ini?” pikirnya.


                    Pangeran berusaha mengingat-ingat, apakah ia pernah ke
            situ sebelumnya? Ia berhenti sejenak. Lalu, ia melihat semua yang
            ada di sekitarnya.



                                         10
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22