Page 36 - modul perundungan
P. 36
o Menciptakan budaya sekolah yang inklusif, di mana setiap siswa merasa diterima dan
dihargai tanpa memandang latar belakang mereka. Ini bisa mencakup kegiatan yang
mempromosikan keragaman dan inklusi.
• Pengawasan di Area Rawan:
o Meningkatkan pengawasan di area-area sekolah yang rawan terjadinya perundungan,
seperti koridor, ruang ganti, dan area bermain. Kehadiran orang dewasa di area ini dapat
mencegah terjadinya perundungan.
3. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional
• Pengajaran Keterampilan Sosial dan Emosional:
o Mengajarkan keterampilan sosial dan emosional kepada siswa, seperti cara mengelola
emosi, berkomunikasi dengan baik, memecahkan konflik secara damai, dan
menunjukkan empati kepada orang lain.
• Latihan Asesrtif:
o Melatih siswa untuk berbicara secara tegas namun tetap sopan (asertif) saat
menghadapi situasi perundungan, baik sebagai korban, saksi, atau pelaku.
• Penerapan Program Mentoring:
o Program mentoring yang menghubungkan siswa yang lebih tua atau dewasa muda
dengan siswa yang lebih muda dapat memberikan dukungan tambahan, memperkuat
hubungan sosial, dan memberikan teladan yang positif.
4. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas
• Edukasi untuk Orang Tua:
o Memberikan edukasi kepada orang tua tentang tanda-tanda perundungan dan cara
mendukung anak mereka jika menjadi korban atau pelaku. Orang tua juga harus
dilibatkan dalam upaya pencegahan di rumah.
• Kolaborasi dengan Komunitas:
o Bekerjasama dengan komunitas lokal, seperti organisasi pemuda, kelompok agama,
dan layanan kesehatan mental, untuk mendukung inisiatif anti-perundungan di dalam
dan luar sekolah.
• Kampanye Kesadaran Publik:
o Mengadakan kampanye kesadaran yang melibatkan seluruh komunitas sekolah untuk
mencegah perundungan. Ini bisa melalui poster, brosur, media sosial, dan kegiatan
sekolah.
5. Intervensi Awal dan Pelaporan
32 | M O D U L A G E N P E R U B A H A N P E R I L A K U M E N G G U N A K A N M E D I A
A N I M A S I S A T U A B A L I