Page 34 - Modul Guru Fasilitator
P. 34
Selamat siang Bapak/Ibu guru fasilitator, bertemu kembali pada Modul 2 saat ini yaitu yang
membahas mengenai program yang saat ini dipelajari, pentingnya pencegahan perundungan yang
dimulai dengan pembentukan agen perubahan perilaku di sekolah yang secara langsung akan
membantu adik-adik siswa memahami pentingnya pencegahan perundungan kepada temannya.
Program ini akan membentuk agen perubahan perilaku dan akan membentuk guru fasilitator untuk
selanjutnya dapat memilih pembentukan agen perubahan di wilayah sekolahnya masing-masing.
Pada modul ini juga akan dibahas mengenai pentingnya pencegahan perundungan, faktor penyebab
dan beberapa peran dalam sebuah perundungan. Sehingga guru dapat lebih mudah untuk memahami
dan melakukan tindak lanjut dari kejadian perundungan di sekolah.
Marilah Bapak/Ibu untuk membaca lebih lanjut lagi mengenai Modul 2 ini yaitu Pengenalan
Program Agen Perubahan perilaku dan Pencegahan perundungan di Sekolah.
Selamat Membaca Bapak dan Ibu
2. Inti
KEGIATAN BELAJAR 1. Pemahaman Program
Bullying adalah istilah trend atas pelecehan yang sering dialami oleh para pelajar di Indonesia.
Fenomena bullying ini seolah menjadi budaya yang permisif di tengah masyarakat, padahal dampak dan
efeknya sangat merugikan bagi korban bullying tersebut. Kondisi bullying sangat lumrah dilakukan dan
dari waktu ke waktu terus menghantui anak Indonesia (Yamin et al., 2018). Kasus bullying yang sering
dijumpai terkait dengan intimidasi, senioritas baik fisik maupun psikis. Kasus penindasan paling banyak
terjadi pada lingkungan sekolah dimana remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah.
Penindasan di sekolah termasuk prioritas masalah kesehatan mental yang harus segera diselesaikan.
Data UNICEF tahun 2014 menyatakan delapan dari 10 anak mengalami bullying dan kasus bullying di
Indonesia menempati urutan atau posisi keempat dalam kasus kekerasan anak (Terbit, 2018)
Sustainable development goals (SDGs) menuntut bahwa kekerasan pada anak di Tahun 2030
diharapkan mengalami penurunan sehingga dapat meningkatkan kesehatan mental remaja (Sivaraman,
Nye and Bowes, 2019). Bulying merupakan fenomena global dan seluruh dunia mengkhawatirkan akan
masa depan remaja yang menjadi pelaku dan korban bully. Perilaku penindasan saat ini tidak hanya
dilakukan melalui verbal tetapi melalui cyber (Garaigordobil and Martínez-Valderrey, 2018). Pada tahun
2015, laporan UNICEF menunjukkan bahwa 50% anak umur 13-15 tahun dilaporkan mengalami bullying
di sekolah (G Sedanayasa and Dharmayanti, 2016). Penelitian di Kabupaten Buleleng tahun 2016
menunjukkan bahwa dari sembilan sekolah yaitu SD, SMP, dan SMA bahwa 53% siswa mengalami
sindiran atau verbal bullying, kata kasar dan hinaan yang berasal dari siswa senior maupun pengelola
30 | M O D U L A G E N P E R U B A H A N P E R I L A K U M E N G G U N A K A N M E D I A
A N I M A S I S A T U A B A L I