Page 35 - Modul Guru Fasilitator
P. 35
sekolah (Gede Sedanayasa and Dharmayanti, 2016). Sedangkan jika dilihat di Kabupaten Jembrana
pengalaman anak yang pernah menjadi korban perundungan sebesar 64,1% (Megaputri et al., 2021).
Anak Indonesia masuk dalam kategori darurat bullying jika tidak mendapatkan penanganan maka akan
berdampak serius. Laporan menyebutkan bahwa dampak yang dapat ditimbulkan yaitu menurunnya
prestasi belajar, bunuh diri, merokok narkoba, minum alkohol bahkan tindak kriminalitas (Yamin et al.,
2018). Hal ini juga yang menyebabkan kasus kriminalitas pada anak meningkat.
Berbagai upaya dan regulasi telah dilakukan untuk menanggulangi masalah bullying ini, namun hal
itu tidak cukup jika tidak diimbangi dengan penanaman tentang pencegahan bullying sejak umur dini. Hal
yang paling sulit diatasi bahwa korban dan pelaku bullying ini juga berasal dari anak-anak sehingga
proses penanganan pun memiliki pendekatan yang berbeda. Program psikoedukasi, terapi empatik, buku
cerita bergambar, pendidikan kesehatan reproduksi, dan model konseling kelompok dengan pendekatan
rational emotive behavior therapy (REBT) terbukti efektif menurunkan prilaku bullying pada anak
(Fatimatuzzahro and Suseno, 2017), (Purwaningrum and Pamungkas, 2018), (Komariah et al., 2017),
(Amawidyati, 2017), (Albuhairan et al., 2017), (Rothon et al., 2017).
Strategi yang dapat dilakukan untuk membantu anak terhindar dari perilaku perundungan adalah
dengan pembentukan agen perubahan yang berasal dari siswa tersebut sendiri. Berasal dari komunitas
tersebut yang nantinya akan membawa perubahan dalam bentuk mesatua bali dengan tema “Tat Twam
Asi”. Mesatua merupakan adat dan budaya yang sejak dahulu ada di Bali, istilah mesatua dikenal dengan
mendongeng. Mesatua ini mengangkat cerita dan foklor yang kental dengan budaya Bali dan disisipkan
pesan moral tentang kehidupan baik dan buruk. Tujuan mesatua juga untuk meningkatkan kesadaran
Ajeg Bali pada generasi muda sejak dini yang saat ini sudah mulai ditinggalkan. Budaya mesatua ini
dikalahkan dengan cerita kartun dan animasi yang terus menggerus generasi muda jika tidak diawasi
dengan baik. Mesatua dengan cerita yang dimodifikasi lebih modern sebagai media untuk
mencegah perundungan anak di sekolah belum pernah dilakukan sampai saat ini khususnya di
Bali bahkan Indonesia.
Hasil penelitian terdahulu jika dilihat dari pencegahan perilaku bully, di Negara Spanyol terdapat
program yang sudah dilakukan seperti The Cyberprogram 2.0 and the cooperative Cyberduca 2.0
Videogame dimana tujuannya adalah melakukan pencegahan bullying di sekolah dengan memberikan
informasi melalui permainan-permainan kecil dan informasi tentang dampak bullying (Garaigordobil and
Martínez-Valderrey, 2018). Selain itu pada Negara dengan ekonomi menengah kebawah hasil penelitian
melalui systematic review menemukan bahwa intervensi lebih ditekankan di sekolah, ada juga yang
menggunakan model yang dikembangkan dari Malaysia berupa Program Perundungan Olweus
Internasional (OBPP) yang juga digunakan di Afrika Selatan (Sivaraman, Nye and Bowes, 2019).
31 | M O D U L A G E N P E R U B A H A N P E R I L A K U M E N G G U N A K A N M E D I A
A N I M A S I S A T U A B A L I