Page 20 - 1. Modul Wawasan kebangsaan dan Nilai BN
P. 20

BAB III
                                               NILAI-NILAI  BELA NEGARA

                                  Indikator Keberhasilan.

                                 Setelah  mempelajari  bab  ini,  peserta  pelatihan  diharapkan
                                 mampu  menjelaskan  sejarah  Bela  Negara,  ancaman,
                                 kewaspadaan dini,  pengertian Bela Negara, nilai dasar Bela
                                 Negara,   Pembinaan    Kesadaran     Bela   Negara   lingkup
                                 pekerjaan,  indikator nilai dasar Bela Negara dan aktualisasi
                                 kesadaran Bela Negara bagi ASN.



               A.    Umum

                     Agresi Militer II Belanda yang berhasil meguasai Ibukota Yogyakarta dan menwawan
                     Soekarno  Hatta  tidak  meluruhkan  semangat  perjuangan  Bangsa  Indonesia.
                     Perjuangan  untuk  mempertahankan  kemerdekaan  dilaksanakan  baik  dengan  hard
                     power  (perang  gerilya)  maupun  soft  power  (0emerintahan  darurat)    di  Kota
                     Buktinggi.  Yang  menjadi    sejarah  Bela  Negara,  Semua  Negara  dan  bangsa  memiliki
                     ancamannya masing-masing, termasuk Indonesia sehingga dibtuhkan  kewaspadaan
                     dini untuk mencegah potensi ancaman menjadi ancaman. Dengan sikap dan perilaku
                     yang didasarkan pada kesadaran bela Negara  dan diaktualisasikan oleh ASN tujuan
                     nasional dapat tercapai..

               B.    Sejarah Bela Negara


                     Tanggal  18  Desember  1948  pukul  23.30,  siaran  radio  antara  dari  Jakarta
                     menyebutkan,  bahwa  besok  paginya  Wakil  Tinggi  Mahkota  Belanda,  Dr.  Beel,  akan
                     mengucapkan  pidato  yang  penting.  Sementara  itu  Jenderal  Spoor  yang  telah
                     berbulan-bulan  mempersiapkan  rencana  pemusnahan  TNI  memberikan  instruksi
                     kepada seluruh tentara Belanda di Jawa dan Sumatera untuk memulai penyerangan
                     terhadap  kubu  Republik.  Operasi  tersebut  dinamakan  "Operasi  Kraai".        Seiring
                     dengan penyerangan terhadap bandar udara Maguwo, pagi hari tanggal 19 Desember
                     1948, WTM Beel berpidato di radio dan menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat
                     dengan Persetujuan Renville. Penyerbuan terhadap semua wilayah Republik di Jawa
                     dan Sumatera, termasuk serangan terhadap Ibukota RI, Yogyakarta, yang kemudian
                     dikenal  sebagai  Agresi  Militer  Belanda  II  telah  dimulai.  Belanda  konsisten  dengan
                     menamakan agresi militer ini sebagai "Aksi Polisional".









                                                                                                           19
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25