Page 58 - Ebook - Peneguhan Pdt Henny
P. 58

Pesan dari Handi H., PhD*

                      Pendeta dan Gereja sebagai Komunitas Iman

                Suatu waktu ada seorang penatua bertanya, apakah diperbolehkan
         untuk  membuat  aturan  agar  pendeta  diwajibkan  menulis  logbook
         mengenai  apa  yang  dikerjakannya  setiap  hari  dan  melaporkannya
         kepada  Persidangan  Majelis  Jemaat.  Saya  cukup  kaget  dengan
         pertanyaan  itu  dan  spontan  bertanya,  mengapa  hal  itu  ditanyakan.
         Lalu  jawabannya  adalah,  karena  dia  tidak  percaya  pada  apa  yang
         sudah  dilakukan  oleh  pendetanya,  dan  merasa  sistem  pengawasan  di
         gereja amat lemah.
         Cerita  di  atas  memperlihatkan  setidaknya  dua  hal  penting  yang  perlu
         kita  perhatikan  terkait  dengan  pelayanan  pendeta  dan  hidup
         menggereja.

               Pertama, gereja adalah sebuah persekutuan yang mengekspresikan
         kerjanya  dalam  wujud  komunitas,  bukan  sebagai  perusahaan  atau
         organisasi kerja. Sebagai sebuah komunitas hubungan dan kerja bukan
         didasari  pertama-tama  oleh  relasi  transaksional  atau  sistem  reward
         and    punishment.    Sebuah    komunitas    mengandalkan     relasi
         kekeluargaan  dan  kepercayaan  antar  individu  yang  didasari  hampir
         sepenuhnya  pada  nilai  dan  visi  bersama.  Dalam  suatu  komunitas,
         setiap  anggota  di  dalamnya  terlibat  berperan  dan  saling  percaya  satu
         dengan  yang  lain  karena  kesamaan  nilai  dan  visi  yang  diperjuangkan
         oleh  komunitas  tersebut.  Karena  itu  semakin  kuat  komunitas,  maka
         akan  semakin  kuat  pula  keterlibatan  anggotanya  untuk  mendukung
         karya   dan   aksi   komunitas   tersebut.   Sebaliknya,   ketika   rasa
         berkomunitas  tidak  benar-benar  dapat  ditemukan  oleh  anggota-
         anggotanya,  maka  mereka  akan  memperlihatkan  keengganan  untuk
         berpartisipasi.
                               Dengan  demikian  permintaan  agar  pendeta
                               menulis  logbook  untuk  kegiatan-kegiatan  yang
                               ia  lakukan  setiap  hari  dan  diawasi  membuat
                               nilai  transaksional  menguat,  dan  ini  tidak
                               sejalan  dengan  pemahaman  tentang  gereja
                               sebagai  komunitas  iman  yang  mengutamakan
                               keterpercayaan dan relasi kekeluargaan.
                               Tetapi  sampai  di  sini  muncul  pertanyaan,
                               bukankah permintaan awal tentang ‘logbook’ ini
                               justru  datang  dari  rasa  tidak  percaya  pada
                               kinerja  dan  aksi  pelayanan  si  pendeta?  Karena
               Pdt. Handi
              Hadiwitanto      itu kita berlanjut pada hal yang kedua.

     56   God’s Little Pencil
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63