Page 99 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 99

Menurut  Asy-Syaukani,  secara  bahasa,  kata  tarjih  (حيجرت)merupakan  bentuk

                   dari  akar  kata  (kata  dasar)  r-j-ḥ(حجر)  yang  kemudian  diikutkan  wazanfa’ala(َ َلَّعَف)

                                                                        ً
                   (dobel‘ain) sehingga  menjadi  rajjaḥa-yurajjiḥu-tarjîḥ(َحيج ْ رَت  - َ  َ ُحّجرُي  – َ  َحَّجر), yang
                                                                         ا
                                                                                       َ
                                                                            ِ
                   memiliki arti memberikan penguatan kepada yang lain sehingga menjadi kuat. Menurut
                   Muḥammad  Wafâ,tarjîḥ  secara  bahasa  adalah  mengunggulkansesuatu  dengan  lebih
                   condong padanya danmemenangkannya.

                          Sementara tarjih dalam arti istilahi, terdapat beberapa definisi. Yang lebih kuat di

                   antara  definisi  itu  adalah  yang  dikemuka  kan  Saifuddin  al-Amidi  dalam  bukunya  Al-
                   Ihkam:

                َهبَ لمعلاَ بحويَ امبَ امهضراعتَ عمَ بولطملاَ ىلعَ ةللَّدللَ نيحلاصلاَ نارتقاَ نعَ ةرابع

                                                                                             َرخلْاَلامهإو


                          Artinya: Ungkapan mengenai diiringinya salah satu dari dua dalil yang pantas
                   yang  menunjukkan  kepada  apa  yang  dikehendaki  di  samping  keduanya  berbenturan

                   yang mewajibkan untuk mengamalkan satu di antaranya dan meninggalkan yang satu

                   lagi.
                          Pengertian  lain  tarjih  menurut  Fakhr  ad-Dîn  ar-Râzî,  sepertidikutip  oleh  asy-

                   Syaukânî, bahwa tarjîḥ adalah menguatkan salah satu dari dua dalilatau pendapat agar
                   diketahui  dalil  yang  lebihkuat  untuk  diamalkan  dan  dalil  yang  lainnyadibuang.

                   Sedangkan  menurut  ‘Alî  Ḥasaballah,  tarjîḥ  secara  istilah  adalah  menampakkan
                   kelebihan salah satu dari dua dalil yang sama dengan sesuatu yang menjadikannya lebih

                   utama untuk dipertimbangkan daripada yang lain.

                          Pengertian  tarjih  juga  disampaikan  oleh  Muhammad  Jawad  Mughniyah
                   sebagaimana berikut ini:

                                                          كلذَبجوتَةينملَةيناتلاَىلعَنيتجحلاَىدحإَميَدقت

                          Artinya; Berpegang (mengutamakan) salah satu dari dua hujjah yang lebih kuat

                   dari yang lainnya, karena memang ada keistimewaan yang mengharuskan demikian.

                          Pengertian berbeda di sampaikan oleh Al-Baidawi, ahli ushul fiqih dari kalangan
                   Syafi’iyah Tarjih adalah menguatkan salah satu dari dua dalil yang zhanni untuk dapat

                   diamalkan, dimana dua dalil yang bertentangan dan akan ditarjih salah satunya itu adalah
                   sama-sama  zhanni.  Sementara  pendapat  ulama  dikalangan  madzhab  Hanafiah  Tarjih

                   adalah upaya  mencari keunggulan  salah satu dari dua dalil  yang  sama atas  yang  lain,




                                                                           USHUL FIKIH  -  KELAS XII 90
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104