Page 46 - siapa sawunggaling
P. 46

diakui oleh VOC. VOC berusaha melengserkan Jangrana
               sebagai  Tumenggung  di  Surabaya  dan  menggantinya
               dengan yang lain.

               Dengan bekerja sama dengan satu di antara beberapa
               sekutunya,  yaitu  Sosro  Hadiningrat  (adipati  dari  Jawa
               Tengah), Belanda mengadakan lomba sodor (memanah).
               Siapa  pun  yang  mampu  memanah  cinde  puspita  akan
               diangkat  dan  diakui  sebagai  tumenggung  anom  di
               Surabaya  untuk  mengganti  Jayengrana.  Cakraningrat,
               adipati  dari  Madura  yang  merupakan  sesepuh  Jawi
               Wetan, dalam hal ini ditunjuk sebagai penyelenggara.

               Cakraningrat  dan  Jangrana  yang  berhubungan  baik
               menyetujui  siasat  Belanda  tersebut  karena  yakin
               Sawungrana dan Sawungsari pasti mampu memenangi
               lomba  tersebut.  Dengan  demikian,  kepemimpinan
               katemunggungan tetap dipegang keluarga Jayengrana.

               Dalam  hal  aturan  lomba,  diumumkan  bahwa  lomba
               memanah  tersebut  hanya  boleh  diikuti  oleh  para
               kesatria  dan  bangsawan  yang  kelak  layak  menjadi
               tumenggung baru pengganti Jayengrana.

               Setelah  beberapa  hari  pelaksanaan  lomba,  tidak  ada
               seorang    pun    kesatria/bangsawan     yang   mampu
               memanah  cinde  puspita.  Sawungrana  dan  Sawungsari
               juga termasuk orang yang gagal dalam memanah cinde
               puspita tersebut.



                                          46
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51