Page 25 - DRAFT BUKU AYIE SAFITRI (3),
P. 25
BAB VIII
NILAI TAMBAH PENDIDIKAN IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH
PENDIDIKAN, PENGELOMPOKKAN NILAI TAMBAH PENDIDIKAN
Analisis Nilai Tambah Pendidikan
A
nalisis nilai tambah pendidikan mencakup dua dimensi utama: mikro dan makro.
Dalam dimensi mikro, fokusnya adalah pada individu dan bagaimana pendidikan
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan potensi mereka. Di sisi lain, dimensi
makro melihat dampak pendidikan pada masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan. Berikut
adalah analisis lebih lanjut mengenai nilai tambah pendidikan:
Dimensi Mikro
Peningkatan keterampilan, pendidikan memberikan keterampilan praktis yang diperlukan
untuk memasuki dunia kerja. Ini mencakup keterampilan teknis dan non-teknis yang
meningkatkan daya saing individu. Pengembangan Karakter: Pendidikan juga berperan dalam
membentuk karakter dan nilai-nilai moral, yang penting untuk interaksi sosial dan etika kerja.
Peningkatan kesempatan kerja, lulusan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki akses
yang lebih baik ke peluang kerja yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi.
Dimensi Makro
Dampak ekonomi, endidikan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan
tenaga kerja yang terampil dan produktif. Ini juga berperan dalam inovasi dan pengembangan
teknologi. Keadilan sosial, pendidikan dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dengan
memberikan akses yang lebih baik kepada kelompok yang kurang beruntung, sehingga
meningkatkan mobilitas sosial. Pembangunan berkelanjutan, pendidikan yang berkualitas
mendukung pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan kesadaran akan isu-isu
lingkungan dan sosial
Nilai Ekonomi Pendidikan
Menurut Ari A. Pradana (2005) mengutip pendapat Profesor Joseph Stiglitz, di Jakarta
“Sediakan pendidikan sebisa mungkin dan bisa diraih dengan mudah oleh semua warga”, kata
peraih Nobel Ekonomi. Peranan pendidikan bahasa teknisnya modal manusia (Human Capital)
dalam pertumbuhan ekonomi memang belum terlalu lama masuk dalam literatur teori
pertumbuhan ekonomi. Dikemukakan oleh Ari A. Pradana menegaskan pendapat dari Lucas
(1990) serta Mankiw, Romer, danWeil (1992) yang merevisi teori pertumbuhan neoklasik dari
Solow (1956) yang legendaris itu. Dalam studi-studinya, mereka menunjukkan bahwa teori
Solow yang standar hanya mampu menjelaskan bagaimana perekonomian sebuah negara bisa
tumbuh, tetapi tidak cukup mampu menjelaskan kesenjangan tingkat pendapatan per kapita
antar negara di dunia. Baru ketika variabel modal manusia diikutsertakan dalam perhitungan,
sebagian dari kesenjangan itu bisa dijelaskan.
Dengan demikian, transformasi pendidikan dilakukan melalui pembangunan pendidikan
sebagai upaya untuk mewariskan kepada generasi muda kemampuan intelektual yang
25