Page 37 - DRAFT BUKU SAKU TESA FIFIA AYUZA (2)
P. 37
BAB 14
KONTRIBUSI PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN, PENDEKATAN
EKONOMI DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN KEBUTUHAN
INVESTASI PENDIDIKAN
Kontribusi Pendidikan terhadap Pembangunan
Menurut Budi Wahyono kontribusi pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat
dari berbagai segi, termasuk sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, serta sektor kehidupan
yang berhubungan dengan pembidangan kerja. Pendidikan merupakan usaha sadar yang
ditujukan untuk menghasilkan individu dengan kepribadian yang kuat, utuh, dan bermoral
tinggi. Tujuan utama pendidikan adalah menciptakan sumber daya manusia yang dapat
berkontribusi secara positif dalam pembangunan, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya.
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan individu yang tidak hanya memiliki
keterampilan, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan
berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu aspek penting dalam kontribusi pendidikan terhadap pembangunan adalah
alokasi anggaran pendidikan. Pembiayaan pendidikan, yang dikelola melalui Dana
Pengembangan Pendidikan Nasional dan dana abadi penelitian, memainkan peranan penting
dalam memastikan kelanjutan dan keberlangsungan program pendidikan bagi generasi
berikutnya. Pengelolaan dana ini dilakukan oleh Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan
(LPDP), yang bertujuan untuk menjamin bahwa pendidikan tidak hanya mencetak individu
yang cerdas, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan negara. Selain itu, angka melek huruf
juga menjadi indikator penting dalam melihat dampak pendidikan terhadap pembangunan.
Angka melek huruf yang tinggi menunjukkan bahwa semakin banyak individu yang terdidik
dengan baik, sehingga mampu berpartisipasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi.
Pendidikan juga memberikan kontribusi langsung terhadap sektor kehidupan,
khususnya di bidang tenaga kerja. Sebagian besar sektor kehidupan, seperti ekonomi, hukum,
politik, keuangan, pertanian, dan industri lainnya, memerlukan tenaga kerja yang terdidik dan
terampil. Komposisi tenaga kerja di Indonesia, berdasarkan data BPS, menunjukkan bahwa
mayoritas tenaga kerja masih berasal dari lulusan SD, meskipun angkanya terus menurun
dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menunjukkan pentingnya meningkatkan akses dan
kualitas pendidikan yang lebih tinggi untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil dan
siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks. Lulusan SMA dan SMK kini
menguasai lebih dari seperempat pasar tenaga kerja, meskipun masih banyak tantangan terkait
dengan kesenjangan keterampilan dan kebutuhan dunia usaha.
Selain itu, meskipun tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan penurunan dari
6,18% pada tahun 2015 menjadi 5,28% pada 2019, masalah ketenagakerjaan tetap menjadi isu
besar. Ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja dengan kebutuhan pasar serta dominasi
sektor informal menjadi tantangan yang harus segera diatasi. Oleh karena itu, perbaikan dan
perluasan akses pendidikan berkualitas serta peningkatan keterampilan tenaga kerja menjadi
langkah yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi
pengangguran. PDB per kapita yang lebih tinggi dapat tercapai melalui pendidikan yang
memadai, karena pendidikan yang baik dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif
dan mampu meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam pembangunan ekonomi dan
sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Gyimah-Brempong (2011) dengan menggunakan data
37