Page 74 - KOTA DEKAT LAUT BY LIL_S
P. 74
Takdir yang Sama
Gemerlapan gemintang di luar sana, tampak indah. Dengan
gumpalan awan berwarna pekat, juga langit yang masih berwarna
gelap. Rembulan masih menyemburatkan cahaya kuning
keemasannya. Aku dengan Esok, masih betah menatap layar pesan itu.
Kemudian, Esok mengirim sebuah paragraf yang begitu
panjang. Ding... Chat dari Esok masuk. Aku membacaya. Rupanya,
Esok mengisahkan perihal perasaannya kepadaku. Saat, ia
mengunjungi kota itu lagi. Tetapi, aku tidak berada di sana.
“Waktu aku berkunjung ke kota itu. Suasananya tak lagi sama
Lail. Lingkungan masjid, yang kerap kali riuh akan lalu lalang
kendaraan, juga saf salat yang ramai. Kini, tidak begitu lagi. Hanya
kesenyapan yang ada. Kota itu seperti kota mati, Lail. Persis, lagu
peterpan yang sering kita dengar ‘Kota Mati’. Begitulah, adanya Lail.
Hampir tak kutemukan lagi penghuni yang berada di sana. Termasuk
dirimu, Lail. Aku berlarian ke sana kemari, mencarimu. Namun, nihil.
Tak bisa aku menemukanmu di manapun itu. Dalam hatiku
bergeming, apakah Lail, sungguh meninggalkan tempat ini ? Apakah
ia memang sudah beranjak pergi dari sini ? Kamu tahu Lail. Betapa
hancurnya aku saat itu. Harapanku, aku bisa bertemu lagi denganmu.
Nyatanya, tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan. Air mataku
jatuh dengan sendirinya saat itu, Lail. Aku sangat kacau, waktu itu.
Orang yang selama ini aku cari, tak ada di sini.” Jelas Esok, melalui
pesan yang panjang itu.
69