Page 89 - KOTA DEKAT LAUT BY LIL_S
P. 89

Esok, seperti tidak pernah berubah. Esok yang aku kenal remaja,

                      hingga Esok  yang telah menyandang status sebagai ayah. Ia masih

                      tetap sama. Seperti pusaran hatinya, pilihannya, tidak pernah berubah

                      kepadaku. Ia masih tetap saja, mengedit sebuah lagu yang memiliki

                      makna dalam kepadaku.


                              Sehingga,  terbersit  di  dalam  hatiku.  Ingin  rasanya

                      menghentikan waktu sejenak. Kemudian, berlari mengunjungi masa

                      lalu,  saat  usia  kami  masih  remaja.  Aku  tersenyum  lebar,

                      membayangkan hal itu.



                              Di dalam hidup. Pasti akan ada masa dimana kita menemukan

                      rasa bahagia, hanya dengan mengetahui kabar tentangnya. Pun, masa

                      dimana kita harus mengalami sebuah perpisahan darinya.


                              Di hari yang tidak terduga itu. Aku mengalami masa  itu.  Iya,

                      berpisah   darinya.   Kepergiannya   yang mendadak itu. Membuat,

                      hatiku begitu terpukul. Rasanya seperti dihantam benda yang sangat

                      tumpul. Sakit. Di sisi lain mengagetkan.



                              Aku  seperti  dibawa  kembali,  mengarungi  masa itu. Di mana

                      aku,  aku  kehilangannya.  Saat  ia  memutuskan  untuk  meninggalkan

                      kota  itu.  hal-hal  yang  kerap  kali  disampaikan  oleh  Esok,  seperti

                      menanyakan kabar, memberitahu untuk tidak lupa makan, bertanya

                      sedang  apa  sekarang,  kalau  tidur  jangan  larut,  dan  segala  macam

                      bentuk  perhatiannya  masih  banyak  lagi.  Itulah,  yang  membuatku

                      merasakan kehilangan lagi atas sosoknya yang begitu pengertian itu.



                              Aku menjadi tidak bisa mengontrol diriku lagi. Kesedihan yang

                      sangat  memikul  hati,  hadir.  Memenuhi  seluruh  pikirku.  Kedua



                                                           84
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94