Page 16 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 16
2
Literasi kini seolah menjadi penanda peradaban modern.
Pada tahun 2016 lalu Central of Connecticut State University
(CCSU) merilis survei yang memeringkatkan negara-negara
yang paling literat di dunia. Hasilnya, Indonesia menempati
posisi kedua terakhir dari 61 negara yang berpartisipasi, di atas
Bostwana. Survei ini meletakkan negara-negara Nordik seperti
Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, Swedia; negara-
negara yang memiliki kualitas sistem pendidikan terbaik
ROSDA
di dunia, pada posisi lima besar. Kita lalu melihat relevansi
antara perilaku literat masyarakat dengan sistem pendidikan.
Kriteria yang digunakan CCSU seperti sirkulasi surat kabar,
ketersediaan perpustakaan di kota-kota, lamanya masyarakat
menempuh pendidikan formal, serta ketersediaan komputer
di sekolah, ternyata sangat berpengaruh dalam meningkatkan
prestasi akademik siswa. Laporan CCSU menyebutkan
bahwa akses masyarakat terhadap informasi dan produksi
pengetahuan memengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu
negara. Lebih lanjut, laporan ini juga menyebutkan bahwa
sebuah bangsa yang tidak literat cenderung memiliki perilaku
yang represif terhadap hak asasi manusia, berpikiran sempit,
bahkan brutal.
Sebagai penanda peradaban, perkembangan literasi
tak dapat mengabaikan peran perpustakaan sebagai sumber
pengetahuan. Abad ke-18, misalnya, dikenal sebagai Zaman
Pencerahan karena era ini ditandai oleh perkembangan
perpustakaan dan literasi, yang saat itu identik dengan
tradisi masyarakat untuk mempelajari pengetahuan melalui
kegiatan membaca dan menulis (McGarry, 1991). Literasi
menjadi tonggak kebangkitan peradaban, baik di dunia Barat