Page 18 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 18
4
Menulis, di sisi lain, cenderung dilakukan di luar gereja;
misalnya dalam kegiatan berdagang, administrasi perkantoran,
politik, dan lain-lain. Sekularisasi antara kegiatan membaca
dan menulis ini menandai kegiatan literasi yang disponsori
gereja, dan akhirnya direproduksi secara masal dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Ini terjadi karena tujuan pendidikan
formal pada saat itu adalah untuk menciptakan generasi
muda yang religius dan patuh. Kemampuan menulis dalam
ROSDA
pendidikan formal hanya terbatas pada mengembangkan
keterampilan menulis indah, menguasai tata-bahasa, dan
menuliskan ulang pemikiran orang lain. Kegiatan menulis yang
terkait dengan konstruksi pemikiran kritis dan kreatif belum
difasilitasi di sekolah masa itu.
Memahami ideologi dan kepentingan di balik
pembudayaan kegiatan literasi karenanya menjelaskan
mengapa motif ideologis yang mendasari lahirnya kegiatan
literasi menjadi penting. Literasi awalnya
membudaya bukan sebagai
kegiatan yang menyenangkan
karena lebih merupakan sebuah
upaya terorganisir untuk
membentuk perilaku tertentu
sebagaimana diinginkan oleh
kelompok masyarakat yang
berkuasa. Hal yang sama berlaku untuk program
pemberantasan buta aksara di berbagai belahan dunia, yang
umumnya bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan
ekonomi dan status sosial masyarakat.