Page 206 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 206

meskipun   sudah  ada beberapa perubahan.   Masjid  agung
                                    mulai dibangun 28 Jumadil Awal 1151 H atau 26 Mei 1748
                                    M  pada masa pemerintahan    Sultan  Mahmud  Badaruddin  I
                                    (1724-1758). Pada masa pemerintahan putranya yaitu Sultan
                                    Ahmad   Najmuddin   (1758-1774)  syiar agama Islam makin
                                    pesat.  Pada waktu   itu,  berkembanglah  hasil-hasil  sastra
                                    keagamaan   dari  tokoh-tokoh,  antara lain,  Abdussamad  al-
                                    Palimbani, Kemas Fakhruddin, Kemas Muhammad ibn Ahmad,
                                    Muhammad Muhyiddin ibn Syaikh Shibabuddin, Muhammad
                                    Ma’ruf ibn Abdullah, dan lainnya. Mengenai ulama terkenal
                                    Abdussamad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani (1704-1789),
                                    telah  dibicarakan  Azyumardi  Azra dalam Historiograi  Isla
                                    Kontemporer secara lengkap tentang riwayatnya, ajaran serta
                                    kitab-kitabnya dan guru-guru sufi serta tarekatnya.

                                          Dalam perjalanan  sejarahnya,  Kesultanan  Palembang
                                    sejak pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II mendapat
                                    serangan  dari  pasukan  Hindia Belanda pada Juli  1819  atau
                                    yang  dikenal  sebagai  Perang  Menteng  (diambil  dari  kata
                                                  Muntinghe).  Serangan   besar-besaran   oleh
                                                  pasukan  Belanda pimpinan   J.C.  Wolterboek
                                                  yang   terjadi  pada  Oktober   1819    juga
                                                  dapat dipukul  mundur oleh   prajurit-prajurit
                                                  Kesultanan  Palembang.  Tetapi  pihak Belanda
                                                  pada Juni  1821   mencoba lagi   melakukan
                                                  penyerangan dengan banyak armada di bawah
                                                  pimpinan  panglima Jenderal  de Kock.  Sultan
                                                  Mahmud   Badaruddin  II  ditangkap  kemudian
                                                  dibuang  ke Ternate.  Kesultanan  Palembang
                                                  sejak  7  Oktober   1823   dihapuskan   dan
              Sumber :Harsja. Bachtiar, Peter B.R. Carey,
              Onghokham. 2009. Raden Saleh: Anak   kekuasaan daerah Palembang berada langsung
              Belanda, Mooi Indie dan Nasionalisme.   di  bawah  Pemerintah  Hindia Belanda dengan
              Jakarta: Komunitas Bambu.
                                                 penempatan Residen Jon Cornelis Reijnst yang
              Gambar 3.18 Jenderal de Kock
                                                 tidak diterima. Sultan Ahmad Najaruddin Prabu
                                                 Anom karena memberontak akhirnya ditangkap




             198 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211