Page 204 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 204

karena itu,  Sultan  Sri  Ingalogo  ditangkap  dan  diasingkan
                                    mula-mula ke Batavia dan  akhirnya ke Pulau  Banda.  Sultan
                                    penggantinya ialah   Pangeran   Dipati  Cakraningrat yang
                                    bergelar Sultan  Kiai  Gede.  Dengan  demikian,  Sultan  Ratu
                                    yang  lebih  berhak disingkirkan  dan  ia dengan  sejumlah
                                    pengikutnya pindah  ke Muaratebo,  membawa keris   pusaka
                                    Sigenjei, keris lambang bagi Raja-Raja Jambi yang mempunyai
                                    hak atas  kerajaan.  Sejak itulah  terus-menerus  terjadi  konflik
                                    yang  memuncak dengan     pemberontakan   dan  perlawanan
                                    Sultan  Thâhâ Sayf al-Dîn   yang  dipusatkan  terutama di
                                    daerah Batanghari Hulu. Di daerah inilah pada pertempuran
                                    yang  sengit,  Sultan  Thaha gugur pada 1  April  1904  dan  ia
                                    dimakamkan di Muaratebo.

                                      e. Kerajaan Islam di Sumatra Selatan
                                          Sejak  Kerajaan   Sriwijaya  mengalami   kelemahan
                                    bahkan runtuh sekitar abad ke-14, mulailah proses Islamisasi
                                    sehingga pada akhir abad  ke-15  muncul  komunitas  Muslim
                                    di  Palembang.  Palembang  pada akhir abad   ke-16  sudah
                                    merupakan   daerah  kantong  Islam terpenting  atau  bahkan
                                    pusat Islam di  bagian  selatan  “Pulau  Emas”.  Bukan  saja
                                    karena reputasinya sebagai pusat perdagangan yang banyak
                                    dikunjungi  pedagang  Arab/Islam pada abad-abad  kejayaan
                                    Sriwijaya,  tetapi  juga dibantu  oleh  kebesaran  Malaka yang
                                    tak pernah  melepaskan  keterlibatannya dengan  Palembang
                                    sebagai tanah asalnya.


                                          Palembang sekitar awal abad ke-16 sudah ada di bawah
                                    pengaruh  kekuasaan   Kerajaan  Demak masa pemerintahan
                                    Pate Rodim seperti   diberitakan  Tome Pires  (1512-1515)
                                    bahkan   pada waktu   itu  penduduk Palembang   berjumlah
                                    lebih  kurang  10.000  orang.  Tetapi  banyak yang  mati  dalam
                                    serangan  membantu   Demak terhadap    Portugis  di  Malaka.
                                    Mereka berdagang dengan Malaka dan Pahang dengan jung-
                                    jung sebanyak 10 atau 12 setiap tahunnya. Komoditas yang
                                    diperdagangkan   adalah  beras  dan  bahan  makanan,  katun,


             196 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209