Page 199 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 199

tetapi emas dibeli dari pedalaman Minangkabau.


                            Siak   menjadi   daerah   kekuasaan   Malaka   sejak
                       penaklukan oleh Sultan Mansyûr Syah di mana ditempatkan
                       raja-raja sebagai  wakil  Kemaharajaan  Melayu.  Ketika Sultan
                       Mahmud    Syah  I  berada di  Bintan,  Raja Abdullah  yang
                       bergelar Sultan  Khoja Ahmad  Syah  diangkat di  Siak.  Pada
                       1596 yang menjadi Raja Siak ialah Raja Hasan putra Ali Jalla
                       Abdul Jalil, sementara saudaranya yang bernama Raja Husain
                       ditempatkan di Kelantan. Kemudian di Kampar ditempatkan
                       Raja Muhammad. Sejak VOC Belanda menguasai Malaka pada
                       1641 sampai abad ke-18 praktis ketiga kerajaan, yaitu Siak,
                       Kampar, dan Indragiri berada di bawah pengaruh kekuasaan
                       politik dan  ekonomi–perdagangan  VOC.  Perjanjian  pada 14
                       Januari  1676  berisi,  bahwa hasil  timah  harus  dijual  hanya
                       kepada VOC.

                            Demikian  pula dengan  ditemukan  tambang  emas  dari
                       Petapahan, Kerajaan Siak, juga terikat oleh ikatan perjanjian
                       monopoli  perdagangan   sehingga Raja Kecil   pada 1723
                       mendirikan  kerajaan  baru  di  Buantan  dekat Sabak Auh  di
                       Sungai Jantan Siak yang kemudian disebut juga Kerajaan Siak.
                       Raja Kecil kemudian sebagai sultan memakai gelar Sultan Abdul
                       Jalil Rahmad Syah (1723-1748), dan selama pemerintahannya
                       ia meluaskan   daerah   kekuasaannya sambil    melakukan
                       perlawanan-perlawanan   terhadap  kekuasaan  politik  VOC,
                       bahkan  sering  muncul  armadanya di  Selat Malaka.  Pada
                       1750, Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah memindahkan ibu kota
                       kerajaan dari Buantan ke Mempura yang terletak di tepi Sunai
                       Memra Besar, Sungai Jantan diubah namanya menjadi Sungai
                       Siak dan  kerajaannya disebut Kerajaan  Siak Sri  Indrapura.
                       Karena VOC, yang kantor dagangnya ada di Pulau Guntung
                       di  mulut Sungai  Siak,  sering  mengganggu  lalu  lintas  kapal-
                       kapal  Kerajaan  Siak Sri  Indrapura,  maka Sultan  Abdul  Jalil
                       Rahmad   Syah  dengan  pasukannya pada 1760    menyerang
                       benteng VOC.


                                                                                  Sejarah Indonesia  191
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204