Page 242 - Kelas XII Bahasa Indonesia BS press
P. 242

Tidak hanya sampai di situ, ia pun terus berusaha mengasah kemampuan-
            nya dalam berbisnis. Usaha lain, seperti usaha stiker, pembuatan kaos, buku
            kuliah stensilan, hingga penjualan buku bekas dicobanya. Usai menyelesaikan
            kuliah, Chairul memberanikan diri menyewa kios di daerah Senen, Jakarta
            Pusat, dengan harga sewa Rp1 juta per tahun.
                Kios kecil itu dimanfaatkannya untuk membuka CV yang bergerak di
            bidang penjualan alat-alat kedokteran gigi. Sayang, usaha tersebut tidak
            berlangsung lama karena kios tempat usahanya lebih sering dijadikan tempat
            berkumpul teman-temannya sesama aktivis. ”Yang nongkrong lebih banyak
            ketimbang yang beli,” kata mahasiswa teladan tingkat nasional 1984-1985 ini.
                Selang berapa tahun, ia mencoba bangkit dan melangkah lagi dengan
            menggandeng dua temannya mendirikan PT Pariarti Shindutama yang
            memproduksi sepatu. Ia mendapatkan kredit ringan dari Bank Exim sebesar
            Rp150 juta. Kepiawaiannya membangun jaringan bisnis membuat sepatu
            produksinya mendapat pesanan sebanyak 160.000 pasang dari pengusaha
            Italia.

                Bisnisnya terus berkembang. Ia mulai mencoba merambah ke industri
            genting, sandal, dan properti. Namun, di tengah usahanya yang sedang
            merambat naik, tiba-tiba dia terbentur perbedaan visi dengan kedua rekannya.
            Ia pun memutuskan memilih mundur dan menjalankan sendiri usahanya.

                Memang tidak jaminan, seseorang yang berkarier  sesuai dengan latar
            belakang pendidikannya akan sukses. Kenyataannya tidak sedikit yang berhasil
            justru setelah mereka keluar dari jalur. ”Modal dalam usaha memang penting,
            tetapi mendapatkan mitra kerja yang andal adalah segalanya. Membangun
            kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas dalam menjalankan
            bisnis,” ujar Chairul Tanjung yang lebih memilih menjadi seorang pengusaha
            ketimbang seorang dokter gigi biasa. Dan pilihannya untuk menjadi pengusaha
            menempatkan CT sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan total
            kekayaan mencapai 450 juta dolar AS. Sebuah prestasi yang mungkin tak
            pernah dibayangkannya saat memulai usaha kecil-kecilan, demi mendapat
            biaya kuliah, ketika masih kuliah di UI dulu.
                Hal itulah yang barangkali membuat Chairul Tanjung selalu tampil apa
            adanya, tanpa kesan ingin memamerkan kesuksesannya. Selain itu, rupanya
            ia pun tak lupa pada masa lalunya. Karenanya, ia pun kini getol menjalankan
            berbagai kegiatan sosial. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia,
            anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dan sebagainya. ”Kini
            waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,”
            ungkapnya.




            236  Kelas XII                                              Bahasa Indonesia
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247