Page 46 - Kelas XII Bahasa Indonesia BS press
P. 46

Jika sudah didapatkan rumusan fakta sejarah, selanjutnya diskusikan imajinasi
            yang dikembangkan melalui penceritaannya. Misalnya, berpusat pada tokoh
            siapa penceritaan dilakukan, untuk menjelaskan tokoh imajinasi siapa, segi-
            segi apa yang diceritakan pada tokoh yang diimajinasikan (seperti emosi,
            pandangan politik, kekuatan pribadi), mengapa pengarang menonjolkan tokoh
            yang diimajinasikan, kelebihan apa yang dimiliki tokoh yang diimajinasikan
            sehingga tokoh ini memiliki kekuatan penceritaan.
                Jika sudah menyelesaikan kegiatan di atas,  mari kita lanjutkan untuk
            menikmati novel sejarah dengan membaca kutipan novel berikut ini.
            Tugas

                Petunjuk: Bacalah kutipan teks novel sejarah  Gajah Mada Bergelut
            dalam Takhta dan Angkara berikut ini. Kemudian kerjakan, tugas-tugas yang
            menyertainya.



                    Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara
                ...

                Cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah
            yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa di kayangan
            agar  wajah  cantik  para  bidadari  yang  turun  dari  kayangan  melalui  pelangi
            jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan
            penghormatan kepada satu-satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai sang
            Ardhanareswari, yang berarti wanita utama yang menurunkan raja-raja besar
            di tanah Jawa ini. Maklum sebagai sang Ardhanareswari, Ken Dedes adalah
            titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan. Apa benar kabut
            tebal itu turun karena para bidadari turun dari langit? Gajah Mada tidak bisa
            menyembunyikan senyumnya dari kenangan kakek tua, yang menuturkan
            cerita itu dan mengaku memergoki para bidadari itu, lalu mengambil salah
            seorang di antara mereka menjadi istrinya. Gajah Mada ingat, anak kakek tua
            itu perempuan semua dan jelek semua, sama sekali tidak ada pertanda titisan
            bidadari.

                ”Mirip cerita Jaka Tarub saja,” gumam Gajah Mada sekali lagi untuk diri
            sendiri. ”Lagi pula, setahuku tidak pernah ada pelangi di malam hari. Pelangi
            itu munculnya selalu siang dan ketika sedang turun hujan.”

                Lebih jauh soal kabut tebal pula, konon ketika Calon Arang, si perempuan
            penyihir  dari  Ghirah  marah  dan  menebar  tenung,  kabut amat tebal membawa
            penyakit turun tak  hanya  di  wilayah  tertentu. Namun,  merata  di  seluruh





            40    Kelas XII                                             Bahasa Indonesia
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51