Page 63 - Kelas XII Bahasa Indonesia BS press
P. 63

”Sebenarnya,” kataku dengan tekanan yang menekan juga. ”Tuan sendirilah
               yang semestinya menyimpulkan dan membuktikan, bukan yang sebaliknya
               seperti ini. Mereka bukan pribumi.”

                   ...
                   Baganku memang hanya menjauhkan Syarikat dari mereka. Hanya
               menjauhkan agar tidak terkena induksi. Beberapa hari kemudian bagan
               itu dilaksanakan tanpa sepengetahuanku. Dan sepucuk nota dari sepku
               menyatakan, ia tidak puas dengan hanya menjauhkan. Harus ditarik terus
               sampai mempertentangkan kedua-duanya.

                   Mempertentangkan dua golongan dari pandangan dan sikap yang berlain-
               lainan memang terlalu gampang. Tetapi, akibatnya akan berlarut. Syarikat
               akan menghadapi mereka sebagai orang Eropa pada umumnya, dan kebencian
               pukul-rata pada Belanda akan menjadi hasilnya. Sedang sayap Marco, yang
               selama ini tidak mendapat medan untuk berpawai akan menggunakan
               kesempatan ini. Bila ia memisahkan diri dari pimpinan Mas Tjokro, dengan
               sayanya ia akan menjadi sangat berbahaya. Perkembangan secepat itu belum
               lagi diharapkan.
                   Pada hari itu juga notanya kubalas. Akibatnya sepku datang dan langsung
               menyemburkan kejengkelan.
                   ”Apakah Tuan sudah bermaksud melawan pemerintah?”

                   Karena aku tahu inisiatifnya takkan berjalan tanpa rumusan dan tanda
               tanganku, aku hadapi dia dengan cadangan.
                   ”Kalau perintah itu diberikan padaku setelah predikat ’tenaga ahli’ itu
               dicabut oleh Gubermen, aku akan lakukan dengan segera, Tuan. Kalau tidak,
               aku masih punya hak untuk menolak.”
                   Mukanya jadi kemerah-merahan karena berang. Ya, ya, kau akan
               kupermain-mainkan, Tuan. Mari kita lihat siapa yang akan lebih tahan.

                   Tetapi, ia tak mendesak lagi dan pergi dengan bersungut-sungut. Notanya
               datang lagi, isinya bernada curiga terhadap aku sebagai simpatisan salah
               sebuah dari organisasi-organisasi tersebut.

                   Jelas  dia belum kenal siapa Pangemanann. Sekali  orang bernama
               Pangemanann ini jadi Algemeene Secrerie, takkan mudah orang dapat
               mengisarkan sejengkal pun dari tempatnya. Aku simpan baik-baik nota itu
               dan tak kujawab.

                   Sekarang datang waktunya ia akan mencari-cari kesalahan. Mulailah aku
               mengingat-ingat secara kronologis pekerjaanku sejak 1912 sampai masuk ke



               Bahasa Indonesia                                                        57
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68