Page 68 - Kelas XII Bahasa Indonesia BS press
P. 68
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda Tabel Analisis Unsur Kebahasaan dalam Novel Sejarah
(”….”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
No Kaidah bahasa Kutipan teks
Contoh:
”Mana surat itu?” 1. Kalimat bermakna lampau
”Ampun, Gusti Adipati, patik takut maka patik bakar.” “Surat apa, Nyi 2. Penggunaan konjungsi yang
Gede, lontar ataukah kertas?” menyatakan urutan waktu
”Lon… lon… lon… kertas barangkali, Gusti, patik tak tahu namanya. 3. Penggunaan kata kerja material
Bukan lontar.”
”Bukankah bukan hanya surat saja telah kau terima? Adakah real Peranggi 4. Penggunaan kalimat tidak langsung
pernah kau terima juga?”
”Ada, Gusti real mas, Patik mohon ampun, karena tiada mengetahui 5. Penggunaan kata kerja mental
adakah itu real Peranggi atau bukan.”
6. Penggunaan dialog
”Real Peranggi, dua,” Sang Adipati mendengus menghinakan, ”dan gelang,
bukan?” “Demikianlah, Gusti, dan gelang.”
7. Penggunaan kata sifat
”Dan kalung, dan cincin mas, semua bermata zamrud dan mutiara.
Bukan?”
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan Kegiatan 2
tokoh, tempat, atau suasana.
Contoh: Menjelaskan Makna Kias yang Terdapat dalam Teks Cerita
(Novel) Sejarah
Gajah Mada mempersiapkan diri sebelum berbicara dan menebar
pandangan mata menyapu wajah semua pimpinan prajurit, pimpinan Selain menggunakan bahasa dengan kaidah kebahasaan seperti diuraikan
dari satuan masing-masing. Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar di atas, novel sejarah juga banyak menggunakan kata atau frasa yang
wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit harus mengakui wibawa bermakna kias. Kata atau frasa bermakna kias ini digunakan penulis untuk
yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayanegara. Sri membangkitkan imajinasi pembaca saat membacanya serta memperindah
Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak dengan Patih Daha cerita. Perhatikan contoh kutipan berikut ini.
Gajah Mada, sang pemilik wajah yang amat beku itu. 1. Di antara para Ibu Ratu yang terpukul hatinya, hanya Ibu Ratu Rajapatni
Biksuni Gayatri yang bisa berpikir sangat tenang.
Tugas
Terpukul hatinya = sangat sedih.
Petunjuk: Bacalah kembali kutipan novel sejarah Kemelut di Majapahit
(jilid 01).Kemudian, analisislah kaidah kebahasaan novel sejarah 2. Mampukah Cakradara menjadi tulang punggung mendampingi istrinya
tersebut dengan mengisi tabel berikut ini. menyelenggarakan pemerintahan?
Tulang punggung = sandaran, sumber kekuatan
3. Di sebelahnya, Gajah Mada membeku.
Membeku = diam saja.
62 Kelas XII Bahasa Indonesia