Page 130 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 130

Prasasti Bendosari yang berangka tahun 1272 Çaka ada memuat kata-kata
                ”Bhairawa, Sora, dan Budha”. Prasasti ini diprediksi sudah ada pada masa
                pemerintahan Raja Hayam Wuruk di Jawa. Hal ini memberikan indikasi
                bahwa  Raja  Hayam  Wuruk juga  sebagai  pemuja  sakti, surya  dan budha.
                Sedangkan R. Goris   dalam  bukunya  sekta-sekta  di  Bali, menyebutkan
                bahwa agama Hindu berkembang di Bali dengan berbagai sekta. Disebutkan
                ada sembilan sekte yang mendominasi, diantaranya; úekta Úiwa Úiddhanta-
                Paúupata-Bhairawa-Wesnawa-Bodha/Sogata, Brahma-Rsi-Sora       dan Ga-
                nesa. Keberadaan berbagai  úekta  tersebut  sampai  sekarang masih hidup
                dan berkembang serta luluh menyatu menjadi Úiwa-Úiddhanta.

                Perkembangan agama    Hindu boleh dikatakan tumbuh dan berkembang
                dengan subur di Indonesia sejak abad permulaan sampai akhir abad ke 15.
                Pada abad ke 14 masehi mengalami puncak keemasan pada masa kejayaan
                pemerintahan Majapahit   di  Jawa. Sedangkan abad ke   15 masehi  pada
                masa  pemerintahan Dalem   Waturenggong di    Bali. Tiga  setengah abad
                berikutnya  yakni  pada  masa  pemerintahan penjajah abad ke  19 Masehi
                keberadaannya  mengalami   kekurang beruntungan. Disekitar tahun 1927
                Masehi  oleh penjajah, pustaka  Hukum   Catur Agama   dirubah menjadi
                pasuara  Residen Bali-Lombok. Kitab Hukum     Dharma   Sastra  dijadikan
                hukum  Adat, Pengadilan Agama     dijadikan Raad Van Kerta, dan Desa
                Adat  ”Pekraman”  yang berfungsi   sebagai  lembaga  agama  masyarakat
                disandingkan dengan Desa Dinas.

                Tahun 1938 Masehi pemerintah Belanda merubah sistem pemerintahan di
                Indonesia ”Bali” menjadi dua kelompok:
               a.  Kaula Swapraja yaitu pemerintahan kerajaan dengan menerapkan sistem
                  keadilan Raad Van Kerta.
               b.  Kaula  Guperman yaitu pemerintahan penjajah dengan menerapkan
                  sistem keadilan lembaga landra sebagai lembaga keadilan masyarakat.

                Kedua   sistem  ini  sangat  kurang menguntungkan terhadap tumbuh
                kembangnya   kehidupan beragama    ”Hindu”   di  Indonesia. Sejak awal
                abad ke  20 (17 Agustus   1945) Negara   Kesatuan Republik Indonesia
                diproklamasikan maka mulai kehidupan agama ditata berdasarkan Undang-
                Undang Dasar 1945 Pasal   29 ayat  1 dan 2. Ini  berarti  bahwa  kehidupan
                beragama Hindu” di Indonesia telah memiliki kekuatan hukum yang pasti.
                Seiring dengan itu maka;










            120  Kelas XII SMA/SMK
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135